Hukum Puasa Maulid Nabi Muhammad SAW

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hukum menunaikan ibadah puasa di hari Maulid Nabi Muhammad SAW sesuai aturan dan syariat Islam bisa disimak dalam artikel ini.

Adapun Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1445 Hijriah bertepatan jatuh pada Kamis 28 September 2023.

Terdapat banyak sekali amalan yang dapat dilakukan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Satu di antaranya adalah berpuasa.

Hal itu dikarenakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H bertepatan pada Kamis 28 September 2023.

• Bacaan Niat dan Doa Dzikir Malam Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap Bahasa Arab dan Indonesia

Dimana umat Islam bisa menunaikan ibadah Puasa Ayyamul Bidh bagi yang berkenan karena hukumnya sunnah.

Secara khusus, tidak ada kewajiban atau istilah puasa Maulid Nabi Muhammad SAW.

Berikut penjelasan lengkapnya.

Hukum puasa saat Maulid Nabi

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib menjelaskan hukum berpuasa pada peringatan Maulid Nabi.

"Tidak ada anjuran terkait puasa di hari Maulid," tuturnya dikutp dari Kompas.com, Rabu 27 September 2023.

Meskipun Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin, 12 Rabiul Awal di Tahun Gajah, alasan Rasulullah SAW berpuasa bukan karena hari lahirnya.

Melainkan karena adanya anjuran puasa Senin dan Kamis.

"Yang ada anjuran puasa hari Senin dan Kamis," kata Adib.

Adapun pada 2023, Maulid Nabi jatuh pada Kamis, 28 September 2023. Pada hari itu, muslim diperbolehkan berpuasa dengan niat puasa Senin dan Kamis.

"Ya, boleh puasa Senin-Kamis," tandas Adib.

• Bacaan Niat Puasa Maulid Nabi Lengkap Bahasa Indonesia dan Arab Latin Beserta Arti Terjemahannya

Amalan pada peringatan Maulid Nabi

Dikutip dari NU Online, amalan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tertulis dalam Husnul Maqshid fi Amalil Mawli, Imam Jalaluddin As-Suyuthi.

Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan, rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat apapun, atau dalam konteks ini atas nikmat kelahiran Nabi Muhammad SAW, sebaiknya diekspresikan dengan semua aktivitas kebaikan yang dimaknai sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

Menurutnya, peringatan Maulid Nabi sebaiknya dimaknai sebagai motivasi untuk beramal saleh.

Bagi orang Indonesia, hal itu bisa diterjemahkan sebagai bentuk taushiyah atau ceramah agama.

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News