JAWABAN PAI Kelas 12 SMA, Kunci Jawaban Evaluasi Halaman 98-99 Bab 5 PAI dan Budi Pekerti

3. Rasulullah saw. menyuruh agar kita berbicara sesuai dengan kadar intelektual lawan bicara kita, jelaskan maksudnya!

Jawaban :

Rasulullah saw. menyarankan agar kita berbicara sesuai dengan kadar intelektual lawan bicara kita untuk menghindari konflik dan kesalahpahaman. Maksudnya adalah kita harus memperhatikan tingkat pemahaman, pengetahuan, dan kepekaan lawan bicara kita saat berkomunikasi. Berbicara dengan kadar intelektual lawan bicara berarti menyampaikan pesan atau informasi dengan bahasa dan cara yang mudah dipahami oleh mereka, tanpa menghina atau merendahkan mereka.

Ini adalah bagian dari tata krama dan hikmah dalam berkomunikasi dalam Islam. Tujuannya adalah untuk menciptakan hubungan yang baik, menghindari pertentangan, dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik antara individu.

4. Jelaskan pentingnya penguasa yang adil bagi tegaknya amar ma’ruf nahi munkar!

Jawaban :

Penguasa yang adil memiliki peran penting dalam tegaknya amar ma'ruf nahi munkar dalam masyarakat Islam. Amar ma'ruf nahi munkar adalah konsep dalam Islam yang mengharuskan umat Islam untuk mendorong yang baik (amar ma'ruf) dan mencegah yang buruk (nahi munkar). Penguasa yang adil memiliki kewajiban untuk memastikan penerapan hukum Islam dan menjaga keadilan dalam masyarakat.

Jika penguasa adalah sosok yang adil, maka mereka akan menegakkan hukum-hukum Islam dan memastikan bahwa perbuatan baik didukung, sedangkan perbuatan buruk dicegah dan dihukum jika diperlukan. Kehadiran penguasa yang adil memberikan fondasi yang kuat bagi masyarakat untuk menjalankan nilai-nilai Islam dan memastikan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan.

5. Jelaskan kaitan antara ibadah dan bersyukur berdasarkan hadits dari Aisyah di atas!

Jawaban : 

Kaitan antara ibadah dan bersyukur berdasarkan hadits dari Aisyah adalah bahwa ibadah merupakan bentuk pengabdian kepada Allah yang harus disertai dengan rasa syukur yang mendalam kepada-Nya. Dalam hadits tersebut, Aisyah melaporkan bahwa Rasulullah saw. beribadah secara terus-menerus, meskipun amalannya sedikit, tetapi tetap dalam rangkaian yang kontinu.

Dari hadits ini, kita dapat belajar bahwa ibadah bukan hanya tentang melakukan perbuatan ibadah formal, tetapi juga tentang memelihara hubungan yang erat dengan Allah dan menghargai nikmat-Nya dengan bersyukur. Ibadah yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan rasa syukur akan lebih diterima oleh Allah, karena itu mencerminkan hubungan yang mendalam antara hamba dan Penciptanya.

Cek berita dan artikel lain seputar pendidikan klik di sini