Masyarakat Desa Mekar Raya Ingin Manfaatkan Potensi Alam Dari Kopi Hingga Sayuran

Biasanya waktu musim panen padi atau musim panen durian. Kadang kita bikin dan simpan, ketika ada yang mau beli baru kita kasih

Editor: Nina Soraya
Dok/Yayasan Sangga Bumi Lestari
Masyarakat Desa Mekar Raya berdialog bersama Tim Yayasan Sangga Bumi Lestari terkait memberdayakan potensi alam untuk kesejahteraan Masyarakat. 

 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Desa Mekar Raya, Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang memiliki potensi alam yang banyak seperti Bukit Gunung Juring, Air Terjun Bangka, Air Terjun Tamiang dan Air Terjun Bejangkar. Potensi alam tersebut ingin dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memajukan desa mereka.

“Potensi-potensi ala mini menjadi sumber kekayaan yang ada di Desa Mekar Raya dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat banyak,” kata Toni, Kepala Desa Mekar Raya.

Beberapa potensi yang saat ini telah dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) adalah produk air mineral dari sumber mata air Juring. Selain itu, beberapa lokasi yang memang sudah dikenal juga dikembangkan menjadi tempat wisata air terjun.

Yogi, salah satu anggota Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD), menyatakan bahwa beberapa hambatan yang dialami oleh masyarakat desa Mekar Raya yakni akses ke lokasi wisata air terjun.

“Beberapa lokasi yang menjadi akses mesti perlu dikembangkan lagi.

Semoga saja nanti ke depannya pihak desa bisa mengembangkan akses-akses tersebut agar mempermudah para pengunjung dari luar untuk datang ke sana berkreasi,” tuturnya.

Yogi juga melanjutkan bahwa desa diberi kewenangan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai hak kelola untuk mengelola hutan desa yang memiliki potensi.

Selain potensi sumber daya alam, ada juga potensi buah-buahan yang terdapat di lokasi Tembawang dan potensi pengembangan anyaman yang difasilitasi oleh Tropenbos.

Baca juga: Gubernur Kalbar Dorong Perbankan Jalin Kerjasama dengan BUMDes Tingkatkan Perekonomian

“Banyak potensi-potensi yang memang sudah ada di desa Mekar Raya, cuman belum ditata semaksimal mungkin seperti misalnya potensi kopi masyarakat, kemudian petani-petani sayuran,” ungkap Yogi.

Salah satu pengrajin anyaman, Cambang Cornelia, mengatakan bahwa pemasaran produk anyaman terbilang cukup sulit dan tergantung musim.

“Biasanya waktu musim panen padi atau musim panen durian. Kadang kita bikin dan simpan, ketika ada yang mau beli baru kita kasih,” ucapnya.

Wanita yang sudah menganyam sejak umur 10 tahun tersebut bermimpi bahwa kedepannya ingin membuat produk anyaman semakin banyak untuk masa depan anak-anak nanti.

Toni menyatakan bahwa pemerintah desa sangat mendukung adanya potensi alam di desa Mekar Raya.

"Kami sudah berkordinasi untuk pengajuan infrastruktur dan tempat rumah singgah,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved