Haedar Nasir Meresmikan Klinik Pratama dan SM Corner ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat

Muhammadiyah tercatat sebagai organisasi pribumi pertama yang pada 15 Februari 1923 mendirikan rumah sakit, yaitu RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/MUHAMMAD FIRDAUS
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nasir, M.Si meresmikan Klinik Pratama dan SM Corner ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat (Kalbar) di Jalan Parit Mayor, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Sabtu 12 Agustus 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nasir meresmikan Klinik Pratama dan SM Corner ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat (Kalbar) di Jalan Parit Mayor, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Sabtu 12 Agustus 2023.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nasir, M.Si berharap, klinik pratama ini ke depan akan berkembang menjadi rumah sakit.

Dan untuk SM Corner semakin memperkuat kerja sama dengan berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Terlebih saat ini SM sudah membangun hotel di Kota Yogyakarta.

“Ini merupakan tonggak penting bagi Muhammadiyah Kalimantan Barat, termasuk Pontianak sebagai kota untuk menghadirkan pelayanan kesehatan umum bagi masyarakat. Muhammadiyah sebenarnya adalah pelopor pelayanan sosial, pelayanan kesehatan,” ungkapnya.

Muhammadiyah tercatat sebagai organisasi pribumi pertama yang pada 15 Februari 1923 mendirikan rumah sakit, yaitu RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta.

Haedar Nashir: Muhammadiyah Akan Selalu Mencerdaskan dan Memajukan Kehidupan Bangsa

Rumah sakit ini menjadi yang pertama miliki pribumi dan umat Islam. Dari rumah sakit ini sekarang berkembang menjadi ratusan rumah sakit jaringan Muhammadiyah.

“Setahun kemudian, 1924 lahir klinik di Surabaya, yang penggagasnya adalah dr. Soetomo. Jadi dr. Soetomo itu selain tokoh Budi Utomo, juga Penasehat Muhammadiyah bidang Kesehatan.” Terang Haedar.

Pada kesempatan ini Haedar Nashir juga menerangkan, spirit yang menjadi pondasi pendirian rumah sakit maupun klinik adalah teologi Al Ma’un. Yaitu semangat pertolongan – memberi, yang kemudian berkembang menjadi pelayanan kesehatan – Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO).

“Siapapun yang sengsara itu ditolong oleh Muhammadiyah, tanpa pandang bulu agamanya, sukunya, rasnya, golongannya dan lain sebagainya. Bahkan untuk dokter saat itu kita juga kerja sama, ada dokter Belanda.” tutur Haedar.

Menjadikan distinksi antara rumah-rumah sakit milik Muhammadiyah dengan yang dimiliki oleh perusahaan atau konglomerat.

Sebab rumah-rumah sakit Muhammadiyah adalah untuk membantu kesehatan masyarakat.

Biaya pengobatan yang masuk ke rumah-rumah sakit Muhammadiyah tidak dikelola sebagaimana bisnis, tetapi lebih kepada untuk menghidupkan rumah sakit tersebut, agar bisa terus tumbuh dan berkembang, serta unggul yang berdampak pada pelayanan yang meningkat.

“Kita ingin membesarkan diri kita gar kita kuat, dan dengan kuat kita bisa membantu.” Imbuhnya.

Secara khusus kepada PWM Kalimantan Barat dan civitas akademika ITEKES, Haedar berpesan jika pembangunan yang diintegrasikan antara klinik yang nanti akan menjadi rumah sakit, dengan kampus supaya master plan disusun mulai dari sekarang.

“Jangan lalu kemudian membangun rumah sakit, membangun kampus lalu tidak terkoneksi. Bisa saja nanti ke depan menjadi rumah sakit untuk fakultas kedokteran, jadi dari bangunan pun bagus.” Imbuhnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved