Hari Arsip Nasional ke-52, Pemkab Mempawah Gelar Pameran Arsip di Wisma Chandramidi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Pemerintah Kabupaten Mempawah melalui Dinas Perpustakaan Daerah dan Kearsipan (Dispussip) menggelar Pameran Arsip yang diselenggarakan di Wisma Chandramidi Mempawah selama lima hari mulai 11 Juli hingga 15 Juli 2023.

Kegiatan Pameran Arsip yang digelar ini merupakan rangkaian Hari Jadi ke-64 Kabupaten Mempawah sekaligus peringatan Hari Arsip Nasional ke-52.

Kepala Dispussip Mempawah Nurmala menyampaikan tema Pameran Arsip kali ini adalah Gerakan kearsipan, menuju birokrasi maju, memori kolektif bangsa, dan peradaban unggul.

"Pameran Arsip merupakan media publikasi dan informasi arsip statis yang bertujuan untuk lebih mengenalkan dan mensosialisasikan memori kolektif bangsa/daerah agar lebih dikenal, diketahui dan dipahami oleh publik sebagai rekam jejak perjalanan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan berbangsa," jelas Nurmala, Rabu 12 Juli 2023.

Dikatakan Nurmala, Pameran Arsip tahun 2023 merupakan debut pertama kegiatan pameran di bidang kearsipan yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mempawah.

• Heboh Aksi Pencurian Uang Kotak Amal di Masjid At-Taqwa Mempawah, Pelaku Gasak Jutaan Rupiah

• Berikut Daftar Juara Pawai Taaruf MTQ ke-34 Tingkat Kabupaten Mempawah di Sungai Pinyuh

Oleh sebab itu lanjut Nurmala, Dispussip turut menggandeng berbagai pihak yakni Disdikporapar, Dinas Kominfo, Sekretariat DPRD, Bappeda, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP).

"Serta dari unsur masyarakat peduli arsip yang diwakili oleh komunitas Punggawe Mempawah, Mempawah Mangrove Conservation, dan juga dalam penelusuran materi melalui sumber perorangan," terangnya.

Nurmala mengatakan, pameran yang dilaksankan pada 11-15 Juli 2023 mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB turut dimeriahkan pentas seni setiap malamnya yang di motori oleh Disdikporapar Mempawah.

Lebih lanjut, Nurmala mengajak semua pihak untuk bersama menjaga, melestarikan dan melindungi arsip sebagai  memori kolektif bangsa.

Sebab ada adagium dalam pelestarian dan penjagaan arsip sebagai bukti otentik suatu peristiwa yang mengatakan bahwa arsip hilang aset melayang.

“Jadi pada akhirnya apabila arsip diabaikan, maka hal itu dapat mengaburkan informasi otentik status sejarah dan jati diri suatu bangsa,” terang Nurmala.

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini