Ibadah Haji 2023

Contoh Materi Khutbah Idul Adha Kamis 29 Juni 2023 Tema Hikmah Kurban Kisah Ibrahim dan Ismail

Bagi yang akan menjadi Khatib berikut ini contoh khutbah Idul Adha yang disadur dari laman Rodja tv.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ENRO
Contoh Materi Khutbah Idul Adha 1444 Hijriah Kamis 29 Juni 2023. Simak materi khutbah berikut ini. 

Subhanallah..

Setiap kita yang mengatakan dirinya Islam, yang mengatakan dirinya beriman, pasti diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi kita tidak akan diuji seperti ujian Nabi Ibrahim, kita tidak akan diuji seperti ujian Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena ujian seorang hamba disesuaikan dengan keimanan mereka. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنِبْيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ
”Orang yang paling keras cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang Shalih, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya.” (HR. Tirmidzi)

Namun ketahuilah saudaraku, ketika kita mengucapkan “kami beriman, kami Islam.” Jangan kita anggap bahwa Allah tidak akan menguji kita. Pasti kita diuji dengan perintahNya, dengan laranganNya, dengan musibah-musibah yang menimpa kehidupan kita. Allah Ta’ala berfirman:

الم ١ أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ٢ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّـهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ ٣

“Alif laam miim. Apakah manusia mengira akan dibiarkan berkata ‘kami beriman’ sementara dia tidak diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum kalian, dengan ujian itu Kami mengetahui siapa yang jujur keimanannya dan siapa yang dusta.” (QS. Al-Ankabut[29]: 1-3)

Ummatal Islam,

Allah memerintahkan kita segala macam perintah, semua ujian untuk kita, agar Allah melihat siapa yang mau tunduk kepadaNya dan siapa yang membangkang dan bersombong diri. Terkadang ujian Allah adalah perkara sesuatu yang sangat kita tidak sukai. Yang terkadang seorang hamba dengan ujian-ujian itu timbul di hatinya berburuk sangka kepada Rabbnya. Itulah kadar keimanan dia, saudaraku.

Ummatal Islam,

Nabi Ibrahim ‘Alaihish Shalatu was Salam ketika mengatakan kepada anaknya, “Hai anakku, aku melihat dalam mimpiku aku menyembelih engkau, bagaimana pendapatmu?” Subhanallah, jawaban Nabi Ismail tidak berkata, “Mengapa hai Ayahku? Mengapa begini? Mengapa begitu?” Tidak! Nabi Ismail berkata:

يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ

“Hai ayahku, lakukan apa yang diperintahkan oleh Rabbmu.”

Bayangkan dan coba bandingkan dizaman sekarang. Berapa banyak kaum muslimin yang mengatakan dirinya Islam, tapi ketika diperintahkan oleh Allah dia berkata, “Mengapa Allah memerintahkan begini? Apa alasan Allah memerintahkan begini? Mengapa Allah melarang itu dan ini?”

Subhanallah.. Tidak demikian seorang muslim!

Seorang muslim ketika diperintahkan oleh Allah, kewajiban dia adalah sami’na wa atha’na (kami mendengar dan kami taat) -baik dia tahu hikmahnya ataupun ia tidak mengetahui hikmahnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved