Kolaborasi Indosat dan GSMA Pada Program Digitalisasi Konservasi Mangrove di Kaltara
Upaya bersama yang sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia ini akan meningkatkan ketahanan lingkungan sekaligus meningkatkan perekonomian
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) berkolaborasi dengan Global System for Mobile Communication Association (GSMA) dalam upaya meningkatkan ketahanan lingkungan dan ekonomi Indonesia dengan pengembangan mitigasi berbasis seluler.
Kolaborasi ini merupakan salah satu inisiatif untuk menangani dampak perubahan iklim dunia yang dituangkan ke dalam program “Digitalisasi Konservasi Mangrove” di Kalimantan Utara.
Program berkelanjutan ini juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Universitas Borneo Tarakan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, dan Pemda Sebatik Barat.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, mengatakan isu perubahan iklim dunia telah menjadi perhatian global dan berdampak signifikan bagi kelestarian ekosistem makhluk hidup.
"Kolaborasi Indosat dengan GSMA merupakan langkah nyata untuk mengatasi isu perubahan iklim lewat pemanfaatan teknologi digital.
Upaya bersama yang sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia ini akan meningkatkan ketahanan lingkungan sekaligus meningkatkan perekonomian yang tidak hanya bagi masyarakat sekitar, tapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi bangsa,” ujarnya.
Baca juga: Indosat Siap Bagikan Dividen Rp 2 Triliun
Head of Asia Pasific Global System Mobile Communications Association (GSMA), Julian Gorman, menambahkan GSMA memperkuat komitmennya dalam mengatasi tantangan iklim global melalui dukungan program digitalisasi untuk mengatasi dampak buruk dan iklim ekstrim.
Kolaborasi antara Indosat dan GSMA Mobile Innovation Hub, merupakan bukti komitmen kami terhadap lingkungan mengenai bagaimana seluler dapat berkontribusi penting dalam menghubungkan komunitas melalui solusi digital.
Apalagi, konservasi mangrove merupakan kebutuhan global di banyak komunitas pesisir.
Kemitraan strategis ini tentunya membawa produktivitas dan ketahanan lingkungan di masa yang akan datang.”
Program Digitalisasi Konservasi Mangrove ini merupakan kelanjutan dari penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di Barcelona pada Maret 2023 lalu yang akan dilakukan dalam dua bentuk kegiatan.
Pertama adalah pemetaan wilayah laut dan pesisir dengan menggunakan Open-source & Geospatial Mapping di wilayah pesisir dan laut Kalimantan Utara khususnya di Desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat.
Kegiatan ini akan melibatkan warga serta tokoh masyarakat sekitar dengan menggunakan aplikasi Qfiled yang dapat diperbarui secara berkala.
Baca juga: IOH Gandeng Mitratel dan dhost MoU Perjanjian Transaksi Penjualan 1.630 Menara Telekomunikasi
Dengan aplikasi Qfield tersebut, Indosat bersama GSMA, BMZ dan GIZ juga memberikan pelatihan pemetaan untuk memetakan area wilayah pesisir dan pantai.
Serta memproduksi digital map untuk kegiatan selanjutnya. Keberhasilan dari kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk disosialisasikan kepada pelaku usaha lain serta melindungi mangrove dalam jangka panjang.
Pulau Pari di Jakarta Terancam Tenggelam, 4 Warga Gugat Holcim Swiss |
![]() |
---|
Lagu Bebilin: Asal Daerah, Makna, dan Lirik Lengkap Lagu Daerah Kalimantan Utara |
![]() |
---|
Aksi Peduli Kejari Sambas di Perbatasan Negeri, Lepas Tukik hingga Tanam Manggrove |
![]() |
---|
Lindungi Masyarakat Pontianak dari Penipuan Digital, IM3 Perkenalkan Fitur SATSPAM |
![]() |
---|
Kredit Karbon di Eropa 2025, Harapan atau Ancaman Terselubung? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.