Hardiknas 2023, Calon Guru Penggerak Mempawah Sebut Ki Hajar Dewantara Sosok yang Dirindukan
pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya.
Penulis: Ramadhan | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Calon Guru Penggerak Kabupaten Mempawah, Hidaya, menuangkan pemikirannya tentang Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2023 dengan memberikan tulisan tentang sosok yang dirindukan. Seperti ini tuangan pemikiran Hidaya.
Ki Hajar Dewantara (KHD) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun.
Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan.
• Hardiknas, DPRD Kalbar Minta Pemda Tingkatkan Kualitas Dan Kesejahteraan Guru
Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.
Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik, namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.
Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain.
Oleh sebab itu, tuntutan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat).
KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau
batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”.
KHD menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Kekuatan sosio-kultural menjadi proses ‘menebalkan’ kekuatan kodrat anak yang masih samar-samar.
Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku-nya untuk menjadi manusia seutuhnya. Jadi anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa.
KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.
KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman yakni, dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman.
Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan.
• Hardiknas 2023, Niken Minta Gubernur Kalbar Lebih Serius Perhatikan Infrastruktur Pendidikan
KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21, sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur.
Mengenai Pendidikan dengan perspektif global, KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia.
Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia.
Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik.
KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Artinya, cara belajar dan interaksi murid Abad ke-21, tentu sangat berbeda dengan para murid di pertengahan dan akhir abad ke-20.
Kodrat alam Indonesia dengan memiliki dua musim (musim hujan dan musim kemarau) serta bentangan alam mulai dari pesisir pantai hingga pegunungan memiliki keberagaman dalam memaknai dan menghayati hidup.
Demikian pula dengan zaman yang terus berkembang dinamis mempengaruhi cara pendidik menuntun para murid.
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).
Lebih lanjut KHD menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak.
Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual).
Keluarga juga merupakan sebuah Ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya.
Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi.
Oleh sebab itu, peran orang tua sebagai guru, penuntun, dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.
• Pimpin Upacara Peringati Hari OTDA dan Hardiknas di Kubu Raya, Bupati Muda Sampaikan Arahan Mendagri
Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya.
Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain.
Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.
Sumber Modul PGP A.7 Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara proses pembelajaran harus berpihak pada anak.
Pembelajaran yang berpihak pada anak dan pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta dengan kita mengetahui apa yang menjadi harapan anak dalam pembelajaran.
Dimasa yang sulit ini cinta tanah air harus lebih ditanamkan kepada anak-anak. Penanaman cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini mengingat perkembangan arus globalisasi yang sangat pesat.
Dampak buruk globalisasi yang membawa kebudayaan baru menjadikan komposisi kebudayaan masyarakat Indonesia menjadi lebih kompleks dan rumit diberbagai bidang tak terkecuali dalam bidang Pendidikan.
Melihat kondisi tersebut, Pendidikan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air harus diterapkan kepada seluruh rakyat Indonesia khususnya kepada para generasi muda penerus bangsa.
Rasa cinta tanah air perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, agar anak kedepannya sebagai generasi bangsa mampu mewujudkan sikap dan tingkah laku yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan dapat menghindari penyimpangan-penyimpangan yang bukan hanya merugikan orang lain tetapi juga merugikan diri sendiri.
Penanaman cinta tanah air dapat dilakukan dengan banyak cara dengan meminta anak menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengucapkan Pancasila.
Dengan ini anak dikenalkan pada nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia.
Program merdeka belajar dilahirkan atas dasar banyaknya keluhan di sistem pendidikan. Salah satunya keluhan soal banyaknya peserta didik yang dilihat pada nilai akademiknya saja.
Ini menjadi boomerang yang berkepanjangan bagi psikologi anak. Untuk itu pemahaman atas konsep merdeka belajar yang sesungguhnya harus dipahami dengan sangat baik agar tidak keliru dalam penafsiran serta dalam mengaplikasikannya.
Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir yang esensinya kemerdekaan berfikir ini harus ada di guru terlebih dahulu karena tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi pada murid.
Jika berkaca pada kalimat di atas, kita berfikir guru adalah juru kunci keberhasilan dalam Pendidikan yang sebenarnya anggapan atau pandangan itu salah total.
Pandangan itu sama saja mengalihkan segala bentuk tanggung jawab dalam membentuk dan mendidik anak adalah mutlak tugas guru.
Guru memiliki peranan yang penting dalam Pendidikan, untuk itu jika guru mendapat kemerdekaan dalam mengajar dapat berperan dalam menumbuhkan kemerdekaan belajar peserta didik serta guru dapat menciptakan suasana pembelajaran, yang jauh lebih efektif, inovatif dan menyenangkan.
• Semarak Hardiknas di Kalbar Pecahkan Rekor Muri dan Diramaikan 33 Stand Expo Kreativitas Siswa
Lima perubahan yang menurut saya paling diperlukan sekolah demi mewujudkan visi murid merdeka dengan lebih efektif:
1. Mewujudkan merdeka belajar bagi guru dan murid dengan menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dan pendekatan Inkuiri Apresiatif.
Berbicara tentang paradigma inkuiri dan pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat menggali nilai-nilai positif yang baik untuk menerapkan visi sekolah yang berbasis pada kekuatan untuk dapat mewujudkan merdeka belajar bagi guru dan murid.
2. Penyediaan fasilitas
Penyediaan fasilitas dapat menunjang serta mendukung anak agar dapat mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki.
3. Penanaman pendidikan karakter
Potensi karakter yang baik telah dimiliki tiap manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus dilakukan pembinaan karena kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir dari pendidikan yang sebenarnya.
4. Dimensi komitmen guru
Peningkatan kualitas Pendidikan harus terus diupayakan baik dari segi manajemen, sarana dan prasaranan Pendidikan serta sumber daya manusia yang dalam hal ini guru.
Upaya apapun yang dilakukan yang menjadi ujung tombak Pendidikan adalah guru. Guru merupakan figure yang menempati posisi dan berperan penting dalam Pendidikan. Untuk itu guru harus terus mengembangkan diri yang mencerminkan adanya komitmen guru terhadap tugas-tugasnya.
5. Manajemen sekolah yang baik. Adanya keselarasan dan koordinasi dalam hubungan kedinasan yang saling menghargai dan melengkapi serta saling mendukung akan menciptakan suasana yang harmonis antar pemangku kepentingan.
(Citizen Reporter: Calon Guru Penggerak Kabupaten Mempawah, Hidaya)
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini
Kabupaten Mempawah
Ki Hajar Dewantara
Hidaya
anak
KHD
Ekosistem
Hari Pendidikan Nasional
Hardiknas
2023
Daftar Ketua DPRD Kabupaten Mempawah dari Masa ke Masa |
![]() |
---|
Kakak Adik di Bogor Bergantian Seragam Sekolah, Kisah Haru 2025 yang Buka Mata Kita |
![]() |
---|
Kapolsek Sungai Kunyit Pantau Kesiapan Lahan Panen dan Penanaman Jagung Hybrida |
![]() |
---|
Zaskia Sungkar Ungkap Pengalaman Unik Hamil Anak Kedua, Kini Rajin ke Alam Bebas |
![]() |
---|
Perkuat Ketahanan Pangan, Dandim 1201/Mempawah Sambangi Dinas Pertanian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.