SIKAP Maruf Amin Soal Lebaran 2023 Beda Hari Pemerintah dan Muhammadiyah

Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin soal beda ari Lebaran Idul Fitri 2023 antara pemerintah dan Muhammadiyah

Editor: Rizky Zulham
Sekretariat Presiden
SIKAP Maruf Amin Soal Lebaran Beda Hari Pemerintah dan Muhammadiyah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pernyataan resmi Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin soal beda ari Lebaran Idul Fitri 2023 antara pemerintah dan Muhammadiyah.

Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah pada Kamis, 20 April 2023.

Hasil sidang isbat bisa saja berpotensi berbeda dengan Muhammadiyah yang telah menetapkan hari raya Idul Fitri pada Jumat 21 April 2023.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta potensi perbedaan penetapan hari Idul Fitri 2023 disikapi dengan toleransi.

“Yang ditempuh adalah adanya sikap bisa toleransi antara dua kelompok untuk masing-masing, ya Lebaran sesuai dengan keyakinannya, dengan hitungannya. Jadi, bahasa Jawanya legowo,” ujar Wapres di Gorontalo, Jumat 14 April 2023.

LIVE Hasil Sidang Isbat Lebaran Idul Fitri 2023 Resmi Diumumkan Kemenag di Link Berikut

Wapres mengemukakan, penyebab perbedaan itu terletak pada metode penetapan 1 Syawal.

Pemerintah, kata Wapres, menggunakan metode imkanur rukyah yang menggabungkan hisab dan rukyah.

“Kalau hisabnya di bawah dua, itu tidak imkan. Ini kesepakatan, termasuk ASEAN segitu, walaupun dia sudah di atas ufuk, tapi di bawah dua derajat. Itu metode imkanur rukyah,” ucapnya.

Sebelumnya, potensi ini pernah dijelaskan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin.

Ia mengatakan, metode penetapan 1 Syawal 1444 H sama dengan penentuan 1 Ramadhan kemarin, yakni dengan hisab (penghitungan) dan rukyat (pengamatan langsung). Hitungan hisab sudah diinformasikan dengan laporan sejumlah daerah dari 124 titik rukyat.

”Sidang isbat insya Allah akan digelar tanggal 20 April 2023. Rangkaiannya sama dengan sidang sebelumnya, pertama pemaparan posisi hilal, setelah itu shalat Maghrib, baru sidang isbat,” kata Kamaruddin di Jakarta, Rabu 12 April 2023.

Posisi hilal saat sidang isbat di Indonesia akan mengikuti kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). MABIMS bersepakat menggunakan kriteria, yakni ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Dengan demikian, bisa ada potensi perbedaan hari Lebaran antara NU dan Muhammadiyah. Dua organisasi Islam besar di Indonesia ini memang mempunyai perbedaan cara dalam menetapkan awal bulan.

Muhammadiyah menggunakan metode hisab atau penghitungan astronomi yang menghitung posisi geometris Bulan dan Matahari. Sementara NU mengutamakan metode rukyatul hilal melalui observasi dari sejumlah titik pengamatan.

”Potensi perbedaan ada, tetapi kami masih menunggu hasil sidang isbat dan melihat posisi hilal yang ada di seluruh Indonesia, serta mempertimbangkan masukan dari ormas,” ucapnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved