Idul Fitri
Lebaran Idul Fitri 2023 Tanggal Berapa? Berikut Cara Penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah
Tanggal Lebaran Idul Fitri 2023 masih belum diputuskan oleh Pemerintah Indonesia dan Nahdlatul Ulama atau disingkat NU.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tanggal Lebaran Idul Fitri 2023 masih belum diputuskan oleh Pemerintah Indonesia dan Nahdlatul Ulama atau disingkat NU.
Baik pemerintah dan NU nasih menunggu hasil sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama atau disingkat Kemenang.
Sidang Isbat digelar pada Kamis 20 April 2023 untuk menentukan 1Syawal 1444 Hijriah.
Kemenag akan mengundang segenap ormas Islam dan lembaga terkait, serta melakukan pemantauan hilal di 123 lokasi di seluruh Indonesia.
Sementara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah mengumumkan kapan Hari Raya Idul Fitri 2023/1 Syawal 1444 H melalui hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah 1444 H pada Februari lalu.
Hasilnya, Muhammadiyah menetapkan Lebaran Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 H jatuh pada 21 April 2023.
• Bentuk Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Fitri, Mulai Pagi Sebelum Berangkat Sholat Idul Fitri 1444 H
Cara Penentuan 1 Syawal
Cara yang digunakan untuk menentukan kapan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri yaitu metode hisab dan rukyat.
Dua metode tersebut berpedoman pada dua ormas Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Cara menentukan awal Ramadhan menurut Nahdlatul Ulama menggunakan metode rukyatul hilal, sementara Muhammadiyah menggunakan metode hisab.
Sementara pemerintah melalui Kemenag memadukan dua cara tersebut dalam sidang isbat sebagai rujukan perayaan Idul Fitri secara nasional.
Terkait apakah metode rukyatul hilal, hisab, serta sidang isbat dalam menentukan 1 Syawal pada kalender hijriyah, berikut adalah penjelasan lengkapnya.
Nahdlatul Ulama (NU) Menggunakan Metode Rukyatul Hilal
Menurut Lapan, metode rukyat atau rukyatul hilal adalah adalah aktivitas pengamatan hilal dengan melihat secara langsung atau menggunakan teleskop.
Semetara dilansir dari laman bali.kemenag.go.id, hilal adalah nampaknya bulan sabit muda pertama setelah terjadinya konjungsi (ijtimak atau bulan baru) di arah matahari terbenam yang dijadikan acuan jatuhnya awal bulan dalam kalender Hijriyah termasuk bulan syawal.
Waktu pengamatan hilal dilakukan pada hari ke-29 untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum.
Metode rukyatul hilal digunakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dengan melakukan pengamatan di beberapa titik di Indonesia.
Dalam metode rukyat ini, visual hilal yang teramati dengan standar tertentu akan menjadi tanda bahwa esok hari akan jadi hari pertama bulan dalam kalender Hijriah.
Namun jika hilal tidak terlihat maka disepakati bahwa lusa adalah waktu jatuhnya awal bulan, dan berlaku baik untuk penentuan awal bulan Ramadhan dan bulan-bulan lain termasuk Syawal.
Hal ini disebut dengan istikmal atau pembulatan jumlah hari sampai tiga puluh hari sebelum dimulainya bulan yang baru.
• Kumpulan Kartu Lebaran dan Link Twibbon Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 2023
Muhammadiyah Menggunakan Metode Hisab
Dilansir dari laman suaramuhammadiyah.id, metode hisab adalah serangkaian proses perhitungan yang salah satunya bertujuan menentukan posisi geometris benda langit untuk kemudian mengetahui waktu di mana benda langit menempati posisi tersebut, atau mengetahui apakah suatu siklus waktu sudah mulai atau belum.
Cara menentukan awal bulan, termasuk tanggal 1 syawal menurut Muhammadiyah ini berguna dalam menentukan awal bulan pada kalender Qamariah atau bulan dalam kalender Hijriyah.
Tarjih Muhammadiyah diketahui meyakini hisab hakiki dengan acuan ijtimak atau konjungsi sebagai batas kulminasi awal dan akhir bulan Qomariyah.
Metode hisab Muhammadiyah diketahui menggunakan tiga kriteria yaitu telah terjadi ijtimak bulan-matahari, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari, dan bulan di atas ufuk atau belum terbenam pada saat matahari terbenam.
Kemudian hilal dianggap sudah wujud (terlihat) apabila matahari terbenam lebih dahulu daripada terbenamnya hilal walaupun hanya berjarak kurang dari satu menit.
Penetapan hasil hisab yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah kemudian dikeluarkan sebagai maklumat untuk kemudian digunakan oleh umat.
Pemerintah Menggunakan Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal
Sidang isbat adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI untuk menentukan waktu jatuhnya hari besar Islam di Indonesia sesuai kalender Hijriyah.
Sidang isbat yang diselenggarakan Kementerian Agama RI biasanya akan dihelat untuk menentukan jatuhnya awal bulan di kalender Hijriyah, termasuk Ramadhan (puasa), Syawal (Idul Fitri), dan Dzulhijjah (Idul Adha).
Waktu penyelenggaraan sidang isbat akan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis atau hisab, serta hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan rukyatul hilal.
Pada sebuah sidang isbat, Kementerian Agama RI akan melibatkan berbagai pihak untuk mendapatkan kesepakatan tanggal berapa Hari Raya Idul Fitri akan dirayakan oleh umat muslim di Indonesia seperti disadur dari kompas.com, Senin 17 April 2023.
• Tata Cara dan Niat Mandi Sunnah Lebaran 2023, Cek Kapan Waktu Shalat Idul Fitri 1444 Hijriah
(*)
[Cek Berita dan informasi seputar Idul Fitri klik Di Sini]
Lebaran Idul Fitri 2023 Tanggal Berapa?
Idul Fitri
Lebaran
1 Syawal
Hijriah
Nahdlatul Ulama
Muhammadiyah
Pasca Idul Fitri Harga Telur Ayam di Mempawah Mulai Turun, Sekarang Rp 32 Ribu Per Kg |
![]() |
---|
Pengunjung ODTW Pancur Aji Sanggau Capai 500 Orang per 21 April |
![]() |
---|
Ciptakan Kamtibmas Aman dan Kondusif, Polresta Pontianak Tingkatkan Patroli Pasca Idul Fitri |
![]() |
---|
Kapolres Sekadau Bersama PJU Hadiri Halal Bihalal di Rumdin Sekda Sekadau |
![]() |
---|
Kapolsek Nanga Mahap Silaturahmi dengan Tokoh Masyarakat di Momen Idul Fitri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.