Apa itu Fenomena Ekuinoks? Akan Terjadi 21 Maret, Masyarakat Pontianak Bisa Merasakan Langsung

Secara umum pengertian Ekuinoks adalah suatu kondisi dimana matahari tepat berada diatas kepala.

|
Editor: Jimmi Abraham
KOMPAS
Ilustrasi ekuinoks - Berikut ini penjelasan mengenai ekuinoks fenomena alam yang akan terjadi pada 21 Maret 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pada tanggal 21 Maret 2023 bumi akan mengalami fenomena alam yang bernama Ekuinoks .

Lantas apa yang dimaksud dengan Ekuinoks ? Apa dampaknya bagi bumi.

Secara umum pengertian Ekuinoks adalah suatu kondisi dimana matahari tepat berada diatas kepala.

Ekuinoks terjadi karena Matahari melintas tepat di atas garis Khatulistiwa, yang menyebabkan bayangan seseorang akan menghilang.

Kabar baik untuk masyarakat di kota Pontianak, sebagai wilayah di lalui garis Khatulistiwa masyrakat bisa merasakan secara langsung fenomena ekuinoks ini.

Catat! Ini Tanggal Fenomena Kulminasi di Kota Pontianak

Ekuinoks merupakan fenomena ketika Matahari melintasi ekuator Bumi, hal ini dikutip Tribun Pontianak melalui laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Secara pemaknaan Ekuinoks sendiri berasal dari dua kata Bahasa Latin, yakni aequus dan nox.

Aequus artinya sama, sementara nox bermakna malam.

Ekuinoks ini terjadi setiap dua kali setahun, tepatnya terjadi pada bulan Maret dan bulan September.

Di Indonesia, Ekuinoks Maret menjadi pertanda peralihan musim (pancaroba) dari musim hujan ke musim kemarau.

Sebaliknya, peralihan dari musim kemarau ke musim hujan ditandai dengan terjadinya ekuinoks di bulan September.

Saat terjadi fenomena Ekuinoks , Matahari akan berada tepat di atas kepala kita atau menempati titik zenith.

Hal ini membuat setiap bayang-bayang benda tegak yang berdiri di atas garis khatulistiwa akan menghilang untuk sesaat.

Artinya sejumlah wilayah nantinya akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan saat tengah hari.

Untuk ekuinoks Maret 2023, BRIN menyebutkan bahwa itu akan terjadi pada 21 Maret, tepatnya pukul 04.24 WIB.

Bagi pengamat yang berada di garis khatulistiwa, maka akan mendapatkan Matahari tepat di atas kepala ketika tengah hari.

Sementara itu, untuk pengamat di tempat lain, Matahari akan condong ke Utara atau Selatan sejauh lintang tempatmu berada.

Apa Itu Fenomena Kulminasi? Berikut Penjelasan BMKG Kalbar

Dilansir dari Kompas.com, saat fenomena Ekuinoks terjadi, intensitas radiasi Matahari yang diterima di ekuator Bumi bernilai maksimum.

Ini artinya, fenomena ekuinoks juga bisa memicu cuaca panas hingga terasa menyengat di bagian bumi khatulistiwa atau tropis.

Apabila ditinjau dari pengamat Tata Surya di luar Bumi, posisi sumbu rotasi Bumi tegak lurus terhadap arah sinar Matahari ke Bumi.

Hal inilah yang akan mengakibatkan batas siang-malam berhimpit dengan garis bujur di setiap permukaan Bumi.

Sehingga, panjang siang dan malam nyaris memiliki durasi yang sama.

Meskipun begitu, kenyataan di lapangan kesamaannya tidak tepat 12 jam karena dipengaruhi oleh pembelokan atmosfer.

Fakta yang terjadi sebenarnya adalah waktu terbenamnya matahari akan lebih lambat apabila dibandingkan dengan waktu biasanya.

Di daerah sekitar khatulistiwa, adanya fenomena ekuinoks ini mengakibatkan selisih waktu terbit dan terbenam sebanyak dua menit.

Durasi siang dan malam yang hampir sama panjangnya ini bisa dirasakan di berbagai tempat, termasuk di Indonesia, lo.

Waspada! Matahari Kini Masuk Mode Paling Aktif di Tahun 2023, Ini Dampaknya pada Bumi

Apa yang Menyebabkan Ekuinoks?

Seperti diketahui Bumi diketahui mengorbit Matahari dengan kemiringan sekitar 23,5 derajat.

Maka dengan itu, masing-masing bagian planet kita akan menerima lebih banyak atau lebih sedikit radiasi matahari pada waktu berbeda tiap tahunnya.

Umumnya, Matahari akan terlihat terbit di Timur dan terbenam di Barat.

Akan tetapi pada waktu tertentu, Matahari juga tampak bergerak ke utara selama setengah tahun dan selatan selama setengah tahun lainnya, lo.

Belahan bumi utara akan mengalami siang lebih panjang dan belahan bumi selatan mengalami siang lebih singkat, saat Bulan Juli.

Sebaliknya, di bulan Desember,

Namun belahan bumi utara akan mengalami siang lebih sedikit dibandingkan belahan bumi utara, hal ini terjadi pada bulan Desember.

Dilansir dari Live Science, dalam dua kali setahun, kemiringan planet kita akan sejajar dengan orbit yang mengelilingi Matahari.

Pada saat itulah, Matahari berada tepat di atas ekuator dan kedua belahan bumi mendapatkan jam siang dan malam yang sama.

Pada saat ini, garis yang memisahkan siang dan malam membelah bumi dan melewati kutub Utara dan Selatan, teman-teman.

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved