AMAN Kalbar dan Landak Beri Pendampingan Budidaya Jagung-Padi ala SRI Bagi Masyarakat Adat
Pendampingan itu diberikan bagi kelompok tani Perempuan Adat di 6 kampung, yakni Kampung Sekendal, Kampung Kelepuk, Kampung Engkitip, Kampung Antajam,
Penulis: Marpina Sindika Wulandari | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - PW Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalimantan Barat (AMAN) Provinsi Kalimantan Barat dan PD AMAN Kabupaten Landak berikan pendampingan bagi masyarakat adat dalam praktek budidaya jagung dan budidaya Padi ala System Rice Of Intensification (SRI).
Pendampingan itu diberikan bagi kelompok tani Perempuan Adat di 6 kampung, yakni Kampung Sekendal, Kampung Kelepuk, Kampung Engkitip, Kampung Antajam, Kampung Bareh dan Kampung Limpo, Kecamatan Air Besar, dari tanggal 25 November hingga 01 Desember 2022.
Ketua Biro Ekonomi Sosial dan Budaya (Ekosob) AMAN Kalbar, L. Tatang menjelaskan pendampingan diberikan sebagai upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui pengembangan usaha produktif perempuan adat berbasis kearifan lokal.
"Melalui budidaya ini, Perempuan Adat di Desa Sekendal, sudah berpartisipasi aktif untuk mencegah atau memperlambat terjadinya perubahan iklim dan mereka juga memiliki kemampuan adaptasi untuk pengelolaan pertanian," kata Tatang.
• Pastikan Ketersedian Stok dan Kestabilan Harga Bahan Pokok di Singkawang dan Landak
• Pj Bupati Landak Pastikan Stok Sembako Aman di Akhir Tahun
Dalam proses pendampingan tersebut, masyarakat adat juga sebelumnya telah diberikan sosialisasi. Sehingga dapat menjalankan praktek sesuai teori yang disampaikan.
"AMAN juga sudah mengajarkan cara pembuatan pupuk kompos dan pestisida organik, dengan begitu budidaya pertanian yang dikerjakan dapat dilakukan secara organik dan yang pastinya ramah lingkungan," lanjutnya.
Senada, Ketua AMAN Landak Erwin mengatakan pendampingan yang dilakukan selama kurang lebih 1 tahun itu merupakan bentuk komitmen AMAN dalam membantu komunitas mengelola sumber daya alam secara lestari untuk keberlanjutan lingkungan.
"Pada prinsipnya kami dari AMAN akan selalu siap mendampingi masyarakat adat dalam mengelola sumber daya yang ada di setiap kampung. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan pemahaman baru juga semakin bertambah dengan adanya pola atau kebiasaan yang baru ini," ujarnya.
Praktek tersebut juga diharapkan dapat diterapkan tidak hanya pada saat berkelompok, tapi juga secara individu ataupun skala rumah tangga. Menurut Erwin, semangat dan keaktifan Perempuan Adat yang luar biasa dalam mengikuti proses praktek budidaya adalah bentuk juang kedaulatan pangan bagi kelompok maupun keluarga.
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News