Doa Katolik
Renungan Harian Katolik Advent Kedua Jumat 9 Desember 2022, Berani Membarui Diri
Simak renungan harian Katolik Jumat 9 Desember 2022. Bacaan renungan harian Katolik hari ini tentang sikap rendah hati berani membarui diri.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Simak renungan harian Katolik Jumat 9 Desember 2022.
Bacaan renungan harian Katolik hari ini tentang sikap rendah hati berani membarui diri.
Sikap ini sesuai dengan semangat Gereja Katolik yakni Ecclesia semper reformanda.
Ini merupakan sebuah ungkapan bahwa Gereja Katolik senantisa terbuka untuk sebuah pembaruan.
Hari ini Gereja Katolik juga memperingati Santo Yohanes Didakus Cuauhtlatoatzin.
Perayaan ini bertepatan dengan hari Jumat Minggu Advent kedua.
• Kalender Liturgi Katolik Advent Kedua Sabtu 10 Desember 2022 Lengkap Bacaan Injil dan Biarawan
Santo Yohanes Didakus Cuauhtlatoatzin meninggal dunia pada 30 Mei 1548 di Tepeyac, Meksiko.
Pada 6 Mei 1990 ia dibeatifikasi, dan pada 31 Juli 2002, ia dikanonisasi oleh Paus Santo Yohanes Paulus II.
Bacaan renungan harian Katolik merujuk pada bacaan pertama, bacaan kedua dan bacaan injil.
Bacaan injil diambil dari Matius 11:16-19.
Sementara bacaan pertama diambil dari kitab Yes. 48:17-19.
Berikut renungan harian Katolik hari ini disadur dari adiutami.com:
Ecclesia semper reformanda merupakan sebuah ungkapan bahwa Gereja senantisa terbuka untuk sebuah pembaruan.
Makna dari ungkapan ini tidak lain agar Gereja tetap berarti bagi dunia dalam kehadiran dan pengudusannya.
Hal ini penting karena dunia berkembang dan zaman berubah, namun tujuan panggilan manusia tidak berubah: mencapai Kerajaan Allah.
Nah, di sinilah makna sebuah pembaruan diri terus-menerus agar dalam setiap situasi sabda Allah tetap aktual untuk membimbing orang kepada kesempurnaan hidup.
Injil bercerita, ketika Yohanes datang, ia tidak makan dan tidak minum, sehingga orang berkata ia kerasukan setan.
la terlalu keras, terlalu tegas, terlalu berpegang pada prinsip.
Sementara, ketika "Anak Manusia" datang, la makan dan minum, lalu orang-orang berkata: Lihat si pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan pendosa.
la mengendurkan peraturan, tidak mempertahankan ketegasan seperti dulu.
Dia terlalu manusiawi, mau menyenangkan orang. Juga menuai celaan orang.
Orang-orang Farisi dan ahli Taurat adalah kelompok yang memprotes baik Yohanes maupun Yesus.
Mereka enggan berubah karena menutup diri, tidak rendah hati dan tidak mau berkembang.
Menjadi Gereja yang hidup adalah meninggalkan semangat "farisi" dengan rendah hati berani membarui diri, bersama dunia dalam penziarahan.
Melayani dengan rendah hati, memberikan harapan, dan terbuka pada setiap kehidupan untuk dikuduskan. Inilah yang perlu diupayakan Gereja.
Bapa Yang Murah Hati, berilah kami hati yang terbuka pada sabda Putra-Mu agar kami menjadi Gereja yang hidup: terbuka, rendah hati, dan bertumbuh. Amin.
• Puisi Natal 2022 Singkat tentang Kelahiran Tuhan Yesus Kristus untuk Umat Katolik dan Kristen
(*)
[Update informasi seputar Katolik]
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News