Khazanah Islam

Sejarah Kerajaan Ternate di Timur Indonesia Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 9 SMP

Kerajaan Ternate banyak menghasilkan rempah-rempah sehingga Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Jawa, Melayu, Cina, dan Arab.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Kerajaan Ternate banyak menghasilkan rempah-rempah sehingga Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Jawa, Melayu, Cina, dan Arab. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke-13, ibu kotanya terletak di Sampalu (Pulau Ternate).

Selain Kerajaan Ternate di Maluku, juga telah berdiri kerajaan-kerajaan lain, yaitu Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi.

Di antara kerajaan-kerajaan itu, Kerajaan Ternate yang paling maju.

Kerajaan Ternate banyak menghasilkan rempah-rempah sehingga Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Jawa, Melayu, Cina, dan Arab.

Selain didatangi para pedagang, Ternate juga memiliki kapal-kapal dagang yang sering berlayar ke daerah-daerah lain.

Arti, Syarat, dan Rukun Umrah Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 9 SMP

Menurut catatan orang Portugis, raja di Maluku yang mula-mula memeluk agama Islam adalah Raja Ternate, yaitu Gapi Baguna atau Sultan Marhum yang masuk Islam karena menerima pengaruh dakwah dari Datuk Maulana Husin.

Ia memerintah tahun 1465-1485 M. Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya, Zainal Abidin.

Pada tahun 1495 M, Zainal Abidin mewakilkan pemerintahannya kepada keluarganya karena ia memperdalam pengetahuan agama Islam kepada Sunan Giri dan kemudian ke Malaka.

Setelah kembali ke Ternate, Zainal Abidin sangat giat menyebarkan agama Islam ke pulaupulau di sekitarnya, bahkan sampai ke Filipina Selatan.

Zainal Abidin hanya memerintah sampai tahun 1500 M. Secara berturut-turut yang kemudian memerintah di Ternate adalah Sultan Sirullah, Sultan Khairun, dan Sultan Baabullah.

Sejak pemerintahan Sultan Khairun, di Maluku telah berdatangan bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda.

Di antara mereka, terjadi persaingan yang ketat sehingga akhimya terjadi konflik.

Bangsa Portugis berhasil mendirikan benteng di Ternate, yaitu Benteng Sao Paulo dengan dalih bahwa benteng tersebut dibangun untuk melindungi Ternate dari serangan Tidore yang bersekutu dengan Spanyol.

Namun, lambat laun, bangsa Portugis melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan kebencian rakyat Ternate.

Misalnya, melakukan kegiatan monopoli perdagangan, bersikap angkuh dan kasar, serta ikut campur masalah intern Kesultanan Ternate.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved