Lokal Populer
Profil Elly Leo Fara, Guru Berprestasi dengan Ragam Inovasi
Guru penggerak adalah guru yang bahagia karena secara mandiri tak henti belajar dan reflektif, bergerak membuat inovasi dalam pembelajaran
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Tri Pandito Wibowo
"Perasaan saya penuh rasa syukur karena menjadi bagian dari transformasi pendidikan. Saya merasa menjadi guru bahagia karena tidak menjalankan kewajiban saya sebagai seorang guru menjadi beban tetapi saya menjalaninya dengan bahagia, saya berupaya melakukan hal-hal sederhana namun bermanfaat untuk masa depan murid," ujarnya.
Tantangan murid di masa depan kata Elly sangat berat karena itu ia membantu menyiapkan mereka. "Walau dampaknya tidak terlihat dalam seketika tetapi saya yakin hal kecil yang saya lakukan akan bermanfaat untuk masa depan mereka," ujarnya.
Jangan Berhenti Belajar, Elly Leo Fara: Guru yang Berhak Mengajar Adalah Guru yang Mau Belajar
Sebagai Guru Penggerak, Elly menilai sebagai seorang guru tentu saja jangan pernah berhenti belajar.
"Guru yang berhak mengajar adalah guru yang mau belajar. Saat ini, pendidikan terus bertransformasi, sebagai seorang guru tentu saja harus adaptif terhadap perubahan, karena guru yang adaptif akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan murid," ujarnya Sabtu, 3 Desember 2022.
Ia mengatakan guru yang adaptif akan mulai menyesuaikan pembelajarannya sesuai dengan perubahan yang ada. Guru kata Elly harus mampu menuntun murid menyiapkan masa depannya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Saat ini, sekolah menerapkan kurikulum merdeka belajar. Kurikulum merdeka sendiri kata Elly merupakan upaya pemerintah dalam pemulihan pembelajaran dimana penerapannya lebih fleksibel, berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan karakter profil pelajar pancasila dan kompetensi murid.
"Merdeka belajar mulai diterapkan di Kota Pontianak tahun 2022 secara bertahap, tentu saja dampaknya berbeda-beda di tiap sekolah. Karena sumber daya yang ada di sekolah juga berbeda karena ini merupakan sesuatu yang baru tentu saja menimbulkan reaksi yang berbeda," ujarnya.
Elly mengatakan ada yang merasa lebih cocok kurikulum merdeka ini diterapkan tetapi ada yang juga merasa keberatan karena merasa perubahan membuat mereka kesulitan. "Untuk tahun 2022 ini penerapannya di tiap sekolah diberikan kebebasan untuk memilih 3 opsi implementasi kurikulum merdeka," ujarnya.
Tiga opsi diantaranya, IKM Belajar Diaman sekolah tetap menggunakan Kurikulum 2013 dan bisa menerapkan beberapa prinsip Kurikulum Merdeka. Kedua, IKM Berubah yaitu sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan, dan ketiga IKM Berbagi dimana sekolah menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.
Untuk tahun 2022-2023 penerapan kurikulum merdeka kata Elly masih opsional tetapi pada tahun 2024 semua sekolah wajib menerapkan kurikulum merdeka.
Kurikulum merdeka diakuinya adalah hal baru yang tentu saja masih dalam proses penyempurnaan. Hal yang perlu dipahami bahwa kurikulum merdeka ini kata Elly tidak ada diberikan pelatihan khusus karena semuanya secara mandiri harus dipelajari di platform merdeka mengajar.
"Tentu saja sebagian guru sebagai pelaksana kurikulum merasa kebingungan karena selama ini jika ada perubahan kurikulum maka ada pelatihan, bimtek, workshop yang dilaksanakan pemerintah. Tetapi di kurikulum merdeka ini semua guru dapat mengikuti pelatihan mandiri di Platform Merdeka Mengajar yang disediakan Kemdikburistek namun tidak semua guru mau untuk belajar di platform tersebut," ceritanya.
Kurikulum merdeka kata Elly tidak menyediakan format khusus hanya prinsip-prinsipnya tertuang di panduan kurikulum merdeka.
"Karena dalam pelaksanaannya diberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan sesuai kebutuhan, hal ini membuat guru yang terbiasa ada format sebagai acuan mengalami kebingungan juga," ungkapnya.