Doa Kristen
Renungan Harian Kristen Selasa 6 Desember 2022 Ayat Alkitab Kejadian 9:13, Busur-Ku Kutaruh di Awan
Simak renungan harian Kristen Protestan Selasa 6 Desember 2022. Bacaan renungan harian Kristen hari ini berjudul “Busur-Ku Kutaruh di Awan”.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Simak renungan harian Kristen Protestan Selasa 6 Desember 2022.
Bacaan renungan harian Kristen hari ini berjudul “Busur-Ku Kutaruh di Awan”.
Bacaan renungan harian Kristen hari ini disampaikan Oswald Chambers.
Oswald Chambers mengajak umat untuk memahami bahwa kehendak Allah adalah manusia memiliki hubungan yang benar dengan Allah.
Janji-janji-Nya dirancang untuk tujuan ini.
Namun, mengapa Allah tidak memberikan apa yang kita minta?
Dia telah melakukannya. Masalahnya adalah apakah kita terlibat masuk dalam perjanjian hubungan itu.
• Kalender 2023 Liturgi Katolik, Arti Sikap Mendupai dalam Misa Gereja Katolik
Bacaan Ayat Alkitab pada renungan harian Kristen Protestan hari ini diambil dari Kejadian 9:13.
Bacaan Ayat Alkitab Kejadian 9:13 berbunyi Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
Berikut bacaan renungan harian Kristen Protestan hari ini:
Manusia memiliki hubungan yang benar dengan Allah adalah kehendak Allah; dan janji-janji-Nya dirancang untuk tujuan ini.
Mengapa Allah tidak menyelamatkan saya?
Dia telah menyelesaikan karya-Nya bagi keselamatan saya, tetapi saya belum memasuki suatu hubungan dengan Dia.
Mengapa Allah tidak memberikan yang kita minta?
Dia telah melakukannya. Masalahnya adalah apakah saya terlibat masuk dalam perjanjian hubungan itu?
Semua berkat Allah yang luar biasa telah diselesaikan dan sempurna, tetapi semuanya itu belum menjadi milik saya sampai saya memasuki suatu hubungan dengan Dia berdasarkan janji-Nya.
Jika kita menantikan Allah untuk bertindak, hal itu adalah ketidakpercayaan yang bersifat kedagingan.
Itu berarti saya tidak mempunyai iman terhadap-Nya.
Saya menunggu Dia melakukan sesuatu sehingga saya dapat memercayai-Nya.
Namun, Allah tidak akan melakukan-Nya karena itu bukan dasar dari hubungan Allah dengan manusia.
Manusia harus melangkah melampaui tubuh dan perasaan dalam hubungan perjanjiannya dengan Allah, seperti Allah telah melangkah melampaui diri-Nya sendiri dalam menjangkau manusia dengan janji-Nya.
Ini merupakan soal iman kepada Allah suatu hal yang sangat aneh?
Kita hanya beriman dalam perasaan kita.
Saya tidak percaya kepada Allah sampai Dia menaruh sesuatu yang nyata dalam tangan saya sehingga saya tahu saya memilikinya.
Kemudian saya berkata, “Sekarang aku percaya.” Tidak ada iman yang ditunjukkan dalam hal itu.
Allah berkata, “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan ...” (Yesaya 45:22).
Ketika saya benar-benar menanggapi panggilan Allah berdasarkan perjanjian-Nya dengan melepaskan semua yang lain, tidak ada usaha pribadi dalam hal ini tidak ada sama sekali unsur manusia di dalamnya.
Malahan, ketika saya benar-benar menanggapi panggilan itu, terdapat perasaan sempurna yang luar biasa karena dibawa bersatu dengan Allah, dan kehidupan saya diubahkan serta menyinarkan kedamaian dan sukacita.
• Kalender Liturgi Katolik Advent Kedua Selasa 6 Desember 2022 Lengkap Bacaan Injil dan Biarawan
Sumber: alkitab.mobi
(*)
[Update informasi seputar Kristen]
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News