Kades Sebangun Sambas: Olahan Sagu Bangkitkan Ekonomi Desa Sebangun
"Kita tidak akan meninggalkan tradisi kita di desa yang sebagian besarnya adalah tanaman Sagu. Bagaimana dengan sagu kita bisa menjadikan sagu sebagai
Penulis: Imam Maksum | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Desa Sebangun, Kecamatan sebawi, Kabupaten Sambas, Sarbini mengatakan Sagudapat menjadi pembangkit nilai ekonomi masyarakat setempat dengan dijadikan beberapa olahan Sagu. Salah satunya Desa Sebangun mulai berinovasi produk mie Sagu instan.
"Kita tidak akan meninggalkan tradisi kita di desa yang sebagian besarnya adalah tanaman Sagu. Bagaimana dengan sagu kita bisa menjadikan sagu sebagai nilai ekonomi dan menjadi suatu kegiatan yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung," ujar Sarbini dalam keterangannya, Senin 5 Desember 2022.
Sarbini mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas terselenggaranya Festival Sagu. Kesuksesan festival ini tidak dapat dilepaskan dari bantuan stakeholder, dan donatur.
"Kegiatan Festival Sagu yang kedua kalinya ini merupakan kegiatan kolaborasi bekerja sama dengan stakeholder dari berbagai pihak karena, tanpa kolaborasi dari berbagai pihak mungkin kegiatan ini tidak akan terlaksana," ucap Sarbini.
• Berbagai Perlombaan Bertema Sagu Dalam Festival Sagu di Sambas
• Sekretaris Disparpora Sambas Harap Festival Sagu Jadi Ikon Sebawi
Festival Sagu di Sebawi, kata Sarbini, dikonsep sedemikian rupa dengan memanfaatkan seluruh komponen batang sagu, satu diantaranya adalah kulit sagu yang dijadikan karpet.
"Kegiatan ini dikonsep seperti suasana tahun 90-an, karena hampir di setiap sudut dan perlengkapan ada saja yang terbuat dari sagu. Baik itu kulit sagu, seperti karpet yang ada di depan kita saat ini, jika biasanya ada karpet merah atau biru, di Festival Sagu terdapat karpet yang terbuat dari kulit sagu," katanya.
Dia menuturkan sebanyak sembilan lomba dalam Festival Sagu 2022 juga berkaitan dengan kreasi sagu. Adapun 9 lomba tersebut yaitu lomba melempeng sagu, lomba menggulingkan sagu, lomba tari kreasi, lomba kuliner tepung sagu, lomba kuliner umbut sagu.
"Kemudian lomba becacak di batang sagu, lomba sampan pelepah sagu, lomba buat atap daun sagu, dan lomba bekesah," imbuhnya.
Dia mengatakan, sagu dapat menjadi pembangkit nilai ekonomi masyarakat setempat dengan dijadikan beberapa olahan sagu. Salah satunya yang sudah menjadi OVOP Desa Sebangun ialah mie sagu instan.
"Kita tidak akan meninggalkan tradisi kita di desa yang sebagian besarnya adalah tanaman sagu. Bagaimana dengan sagu kita bisa menjadikan sagu sebagai nilai ekonomi dan menjadi suatu kegiatan yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung," harapnya.
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News