Festival Sagu di Sebawi Sambas Resmi Dibuka, Dimeriahkan Puluhan Lomba Kreasi Sagu
Desa Sebangun kembali menggelar Festival Sagu mengusung tema Mari Berkreasi Dengan Sagu. Pembukaan festival dihadiri Staf Ahli Bupati Sambas Bidang Ke
Penulis: Imam Maksum | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Puluhan lomba meriahkan Festival Sagu yang digelar di Dusun Sebawi B, Desa Sebangun, Kecamatan sebawi, Kabupaten Sambas. Festival sagu ini berlangsung sejak 2 Desember 2022 hingga 4 Desember 2022.
Desa Sebangun kembali menggelar Festival Sagu mengusung tema Mari Berkreasi Dengan Sagu. Pembukaan festival dihadiri Staf Ahli Bupati Sambas Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Fatma Aghitsni.
Fatma Aghitsni mengapresiasi kegiatan Festival Sagu 2022 yang sudah digelar untuk kedua kalinya. "Saya mengucapkan selamat dan mengapresiasi kepada seluruh masyarakat Desa Sebangun, umumnya Kecamatan Sebawi dapat melaksanakan kegiatan Festival Sagu 2022 di tahun kedua," ucapnya, Minggu 4 Desember 2022.
Perlombaan yang digelar dalam festival sagu diantaranya lomba melempeng sagu, kuliner tepung sagu, kuliner umbut sagu, kuliner komposisi ulat sagu, dayung rakit pelepah sagu, berlari d batang sagu, membuat atap daun sagu.
"Kemudian ada pula lomba tari kreasi, lomba berkesah, pameran produk kreatif, live musik, pertunjukan seni dan budaya," katanya.
• Pekan Raya Sambas Dipenuhi Stand Kuliner dan Pemainan
• Inspektorat Jenderal Kementan Apel Optimalisasi Fungsi Karantina Pertanian di PLBN Aruk Sambas
Dia menerangkan, kebudayaan dapat membentuk karakter bangsa. Jangan sampai budaya yang sudah lama dilestarikan tergerus oleh perkembangan zaman dengan perlahan masuknya budaya luar.
"Sesuatu yang sukses itu sebenarnya berangkat dari dalam masyarakat itu sendiri dan itu yang mungkin kita namakan budaya. Kita juga tidak menampik bahwa dari budaya itu yang akan membentuk karakter bangsa, kita juga sudah melihat tergerusnya budaya, maka tergerus juga karakter bangsa kita," kata Fatma.
Dia berpesan anak muda penerus bangsa harus paham dan melestarikan budaya setempat dan budaya tersebut akan lebih menarik jika dikemas dengan budaya yang berbasis kearifan lokal.
"Jadi, yang perlu menjadi perhatian bersama bagaimana generasi-generasi muda kita dapat memahami dan melestarikan budaya setempat. Dari budaya akan membangun karakter yang lebih dikemas dalam konsep pariwisata berbasis budaya dan berbasis kearifan lokal maka itu akan bertahan lama dan bernilai jual yang tinggi," ungkapnya.
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News