Cerita Alkitab
Cerita Alkitab Singkat Kristen Katolik Bacaan Ayat Alkitab 1 Samuel 1-7, Samuel Anak Tuhan Pelayan
Bacaan cerita Alkitab untuk anak Kristen dan Katolik. Cerita Alkitab untuk anak Kristen dan Katolik mengangkat judul “Samuel, Anak Tuhan Pelayan”.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bacaan cerita Alkitab untuk anak Kristen dan Katolik.
Cerita Alkitab untuk anak Kristen dan Katolik mengangkat judul “Samuel, Anak Tuhan Pelayan”.
Cerita Alkitab untuk anak Kristen dan Katolik ini diambil dari bacaan Ayat Alkitab 1 Samuel 1 hingga 7.
Cerita Alkitab untuk Kristen dan Katolik ini ditulis Edward Hughes yang digambar oleh Byron Unger dan Lazarus.
Lalu diterjemahkan oleh Widi Astuti dan disadur oleh Bob Davies dan Tammy S yang disadur dari bibleforchildren.org.
• Doa Harian Katolik Advent Pertama Jumat 2 Desember 2022 Lengkap Bacaan Injil dan Renungan Pagi
Berikut Cerita Alkitab untuk anak Kristen dan Katolik dengan judul Samuel, Anak Tuhan Pelayan:
Hanna adalah seorang wanita yang baik, dia menikah dengan Elkana, seorang pria yang baik.
Mereka berdua memuji Tuhan dan menunjukkan kebaikan kepada orang-orang lain.
Tetapi ada sesuatu yang kurang dalam hidup Hanna.
Dia menginginkan seorang bayi. Oh! Betapa dia sangat menginginkan bayi itu!
Dia menunggu dan berdoa dan berharap dan menunggu lebih lama. Tidak ada bayi yang lahir!
Setiap tahun, Hanna pergi untuk berdoa di Rumah Tuhan.
Satu tahun dia membuat janji kepada Tuhan jika Dia memberikan seorang anak kepadanya, dia akan memberikan anak itu sebagai pelayan Tuhan selamanya.
Imam Eli yang sudah tua melihat Hanna berdoa.
Dia berpikir Hanna mabuk oleh anggur karena bibirnya bergerak-gerak tetapi tidak ada suara yang terdengar. Eli memarahi Hanna!
Tetapi Hanna berkata kepada Eli tentang doanya meminta seorang anak dan janjinya kepada Tuhan.
“Pergilah dengan selamat,” Eli menjawab.
“Dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta daripadaNya.”
Kata-kata Eli memberikan harapan kepada Hanna.
Dengan segera sukacita memenuhi hati Hanna.
“Tuhan ingat kepadanya” dan menjawab doanya.
Dia dan Elkana mempunyai seorang bayi laki-laki yang diberi nama Samuel yang berarti “Didengar Allah”.
Tetapi akankah Hanna ingat akan Tuhan dan janjinya kepadaNya?
Hanna berhenti datang ke Rumah Tuhan seperti yang biasa dilakukannya setiap tahun.
Oh sayang! Apakah dia melupakan janjinya kepada Tuhan?
Tidak, Hanna menunggu sampai Samuel cukup besar untuk tinggal di Rumah Tuhan dan menolong Eli dalam melayani Tuhan.
Kemudian dia membawa Samuel ke Rumah Tuhan.
Tuhan menghargai iman Hanna yang sangat besar.
Sesudah Samuel, Tuhan memberikan lagi kepadanya tiga orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan.
Setiap tahun Hanna pergi ke Rumah Tuhan untuk memuji Tuhan dan untuk membawakan jubah baru yang dibuatnya sendiri bagi Samuel.
Samuel bukan hanya satu-satunya pembantu Eli.
Anak-anak Eli, Hofni dan Pinehas, juga bekerja di sana.
Tetapi mereka tidak menghormati Tuhan dengan melakukan hal-hal yang jahat, dan tidak akan berubah meskipun Eli memintanya.
Eli seharusnya memecat mereka dari pekerjaan mereka di Rumah Tuhan.
Suatu malam, Samuel mendengar satu suara memanggilnya.
Anak laki-laki ini berpikir bahwa Eli memanggilnya? “Ya, bapa,” dia menjawab.
“Aku tidak memanggil,” Eli menjawab.
Hal ini terjadi sampai tiga kali. Kemudian Eli tahu bahwa Tuhan ingin berbicara kepada Samuel.
Eli berkata kepada Samuel, “Apabila Ia memanggil engkau, katakan: Berbicaralah TUHAN, sebab hambaMu ini mendengar.”
Dan Tuhan memanggil lagi, dan memberikan satu pesan yang sangat penting kepada Samuel.
Pagi harinya Eli memanggil Samuel. “Apakah yang disampaikanNya kepadamu?” dia bertanya.
Samuel muda mengatakan semuanya kepada imam Eli.
Ini adalah pesan yang sangat mengerikan, Tuhan akan menghancurkan semua keluarga Eli karena
Hofni dan Pinehas sangat jahat.
Peringatan Tuhan menjadi kenyataan. Selama peperangan dengan orang-orang Filistin, dua orang anak Eli yang jahat memimpin dengan membawa Tabut Tuhan didepan tentara Israel.
Musuh merampas Tabut Tuhan dan membunuh Hofni dan Pinehas bersama dengan orang-orang Israel.
Ketika Eli mendengar hal ini, dia jatuh dari tempat duduknya, lehernya patah dan dia mati pada hari yang sama dengan kematian anaknya.
Tabut Tuhan membawa banyak kesulitan bagi orang Filistin.
Mereka meletakkannya di kuil Dagon, Allah palsu mereka.
Pagi harinya, patung Dagon jatuh dengan mukanya ke tanah.
Orang-orang Filistin mengangkat kembali patung itu, tetapi keesokan harinya dia jatuh lagi.
Kali ini Dagon jatuh dan terpecah-pecah.
Penyakit dan kematian tersebar diantara orang-orang Filistin.
Untuk melihat apakah benar Tuhan menghukum mereka, orang-orang Filistin mengambil dua lembu menyusui dipasangnya pada kereta.
Mereka meletakkan Tabut Tuhan di atasnya.
“Apabila lembu itu menuju ke Israel, dan meninggalkan anak-anak mereka, kita akan tahu Tuhan melakukan semuanya,” mereka berkata.
Dan lembu- lembu itu berangkat!
Sekarang Samuel, tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, dia berbicara kepada semua orang Israel.
“Jika kamu berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati, maka jauhkanlah ... maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin.”
Orang Israel menaati nabi Tuhan yang penuh iman.
Dan tangan Tuhan melawan orang Filistin selama Samuel hidup.
• Renungan Harian Katolik Advent Pertama Jumat 2 Desember 2022 Lengkap Bacaan Injil Matius 9:27-31
(*)
[Update informasi seputar Cerita Alkitab]
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News