Khazanah Islam
Perhatikan! Rukun Mandi Wajib yang Perlu Diperhatikan Saat Membersihkan Hadas Besar
Hadas besar terjadi disebabkan karena seseorang mengalami haid, nifas, hubungan suami istri dan keluar mani karena mimpi basah.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kebersihan merupakan bagian dari Iman.
Petikan kalimat tersebut hadist nabi yang menandakan bahwa menjaga kebersihan merupakan hal yang penting dalam Islam.
Satu di antara cara bersuci adalah dengan cara mandi.
Apabila seseorang yang mengalami hadas besar makan diwajibkan untuk mandi.
Mandi untuk membersihkan hadas besar disebut dengan Mandi Wajib.
Hadas besar terjadi disebabkan karena seseorang mengalami haid, nifas, hubungan suami istri dan keluar mani karena mimpi basah.
• Arti, Contoh dan Hikmah Mengimani Qada dan Qadar
Mandi wajib untuk bersuci dari hadas besar tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Terdapat sejumlah hal yang harus diperhatikan agar mandi wajib menjadi sah.
Rukun Mandi Wajib
Rukun merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan.
Jadi apabila mandi wajib tidak memenuhi salah satu rukunnya maka mandi wajibnya menjadi tidak sah.
Rukun mandi wajib ada 2 yakni:
1. Niat
Niat mandi wajib tidak harus diucapkan.
Niat boleh dilakukan di dalam hati, namun mengucapkan niat hukumnya sunnah.
Oleh karena itu, akan lebih baik jika niat mandi kita lafalkan.
Niat mandi wajib dilaksanakan pada saat awal mengguyurkan air ke badan.
Jadi dalam mandi wajib, kita dihitung mulai mandi wajib saat melaksanakan niat.
Adapun anggota badan yang sudah kita basahi sebelum niat, maka anggota badan tersebut belum dianggap disucikan dengan mandi wajib.
Berikut ini lafal niat mandi wajib:
"Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar berupa haid, fardhu karena Allah ta'ala."
• Doa setelah Witir Qiyamul Lail sesuai Sunnah Rasulullah SAW Lengkap Dzikir dan Wirid yang Shahih
2. Menyiram air ke seluruh tubuh
Rukun mandi wajib yang kedua adalah menyiram air ke seluruh tubuh.
Ini berarti apabila kita mandi wajib namun ada anggota badan yang masih kering artinya mandi wajib kita belum bisa dikatakan sah.
Oleh karena itu, apabila kita melihat ada anggota badan kita yang masih kering setelah mandi wajib, kita wajib membasuhnya.
Air yang digunakan untuk mandi wajib haruslah air yang suci dan menyucikan.
Tidak sah mandi menggunakan air yang najis atau air yang telah bercampur dengan sesuatu yang dapat mengubah warna, rasa atau baunya.
Adapun yang perlu kita perhatikan ketika mandi wajib adalah daerah-daerah yang agak tersembunyi yang biasanya tidak bisa basah jika tidak kita perhatikan dengan seksama.
Contohnya apabila kita memakai cincin yang pas di jari kita sehingga ketika kita guyur, maka bagian yang tertutup cincin tersebut tidak terkena air.
Hal ini bisa menyebabkan mandi kita tidak sah.
Oleh karena itu, kita harus benar-benar memastikan bahwa seluruh tubuh kita telah terkena air secara merata.
Daerah yang perlu kita perhatikan lagi adalah daerah lubang hidung, belakang telinga, lipatan-lipatan pada tubuh, sela-sela jari dan kaki, dan lainnya. (*)
Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.