Lokal Populer

Pemulihan Ekonomi Dampak Covid-19 Serta Tantangan Kondisi Global yang Semakin Tidak Menentu

untuk mendorong capaian target sampai dengan tahun 2025, Gubernur Kalbar menyampaikan tiga langkah strategis yang dapat dilakukan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa/Adpim
Foto bersama Gubernur dan para Gubernur, Menteri Besar dan Kepala Daerah (CMGLF) yang ke-4, sebagai rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25 berlangsung digelar Hotel Qubu Resort, Kubu Raya, Kalimantan Barat.// Adpim 

Kedepan, akan didorong kerja sama di perbatasan Entikong-Tebbedu berupa Special Border Economic Zone maupun kerja sama di perbatasan lain seperi Nanga Badau dan Aruk.

“Saya yakin bahwa forum ini apabila dimanfaatkan dengan baik akan turut mendukung perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di daerah. Oleh sebab itu penguatan kelembagaan forum ini harus diupayakan. Kita perlu menyusun rencana kerja strategis ke depan untuk memanfaatkan kerangka kerja sama BIMP-EAGA,”ujar Gubernur Kalbar.

Sebagai penutup, pertemuan menyepakati pelaksanaan the 5th CMLGF selanjutnya di Brunei Darussalam pada tahun 2023.

Turut hadir dalam pertemuan ini, Senior Official dan National Secretariat dari seluruh negara anggota BIMP-EAGA serta perwakilan dari BIMP-EAGA Business Council (BEBC) dan ADB.

Turut mendampingi Gubernur Kalbar sebagai Delegasi Ri adalah Dubes Indonesia di Bandar Seri Begawan, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian selaku Senior Official, Sekda Kalbar, Sekda Kaltim dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Subregional selaku National Sekretariat.

Dorong Peningkatan Daya Saing

Perkembangan kondisi global saat ini masih diliputi krisis multidimensional sebagai dampak pandemi Covid-19, penajaman konflik geopolitik, krisis energi dan pangan, hingga perubahan iklim.

Dalam hal ini diperlukan kestabilan kondisi di kawasan serta subkawasan agar tidak menimbulkan gejolak yang semakin dalam sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian global.

“Untuk menjaga stabilitas dan daya saing kawasan, BIMP EAGA perlu untuk semakin proaktif di tengah dinamika arsitektur kawasan Indo-Pasifik,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Chair Senior Officials BIMP-EAGA, Edi Prio Pambudi, ketika memimpin Senior Officials Meeting (SOM) ke-30 BIMP EAGA yang digelar di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis 24 November 2022.

Indonesia tahun ini menerima estafet Keketuaan dalam BIMP EAGA dari Filipina dan akan menjadi Ketua untuk periode 2022-2023 dengan mengusung tema “Peningkatan Daya Saing dan Ketahanan Iklim Subkawasan”.

Pasalnya di subkawasan masih terdapat beberapa isu yang perlu mendapat perhatian lebih jauh, antara lain ketahanan pangan, serta ketahanan energi melalui penguatan konektivitas.

Lebih lanjut, disampaikan Deputi Edi bahwa BIMP EAGA juga perlu meningkatkan kerja sama dengan kerja sama subkawasan seperti Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan Greater Mekong Subregion (GMS) untuk meningkatkan peran ASEAN dalam arsitektur kawasan.

Isu lain yang dibahas yakni hasil BIMP-EAGA Vision 2025 (BEV 2025) Mid Term Review (MTR) dilihat dari aspek transportasi, ICT, fasilitasi perdagangan dan investasi, energi, agribisnis, serta pariwisata. Terkait pencapaian Visi 2025, diperlukan penguatan institusi kelembagaan dalam implementasi hasil MTR.

“Saya mendukung perubahan nomenklatur Trade Investment Facilitation Cluster menjadi Trade Investment Promotion and Enterprises Development Cluster, serta pembentukan Working Group on Youth and Sports Development dan Working Group on Security,” ucap Deputi Edi.

Dalam BIMP-EAGA sendiri terdiri dari 8 klaster dan pada pertemuan kali ini masing-masing Ketua Klaster menyampaikan laporan perkembangan serta capaian kerja mereka.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved