Khazanah Islam

Cerita Nabi Muhammad SAW Kecil Saat Diasuh oleh Kakeknya di Makkah

Nama Nabi Muhammad adalah pemberian langsung Allah SWT dengan nama ‘Ahmad’ artinya orang yang lebih dipuji.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Nama Nabi Muhammad adalah pemberian langsung Allah SWT dengan nama ‘Ahmad’ artinya orang yang lebih dipuji. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ayah Nabi Muhammad SAW bernama Abdullah.

Ayah Abdullah adalah Abdul Muthalib yang juga kakek Nabi Muhammad.

Abdul Mutahalib sangat menyanyangi cucunya yang lahir dari rahim Aminah itu.

Saat mendengar bahwa cucunya telah lahir, bukan main bahagia hatinya,

Diberinya nama “Muhammad” artinya orang yang dipuji.

Kehidupan Nabi Muhammad SAW Saat Awal Pengasuhan Bersama Ibu Persusuan

Nama Nabi Muhammad adalah pemberian langsung Allah SWT dengan nama ‘Ahmad’ artinya orang yang lebih dipuji.

Hal tersebut sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat Shaff ayat 6, yang artinya :

”Ingatlah ketika berkata Nabi Isa anak Maryam: “Ya Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu,

membenarkan bagi apa yang antara hadapanmu dan aku memberi khabar suka dengan kedatangan seorang Rasul yang datang sesudahku nanti, yang bernama Ahmad.

Maka, tatkala datang Nabi Muhammad saw. membawa keterangan yang nyata, mereka berkata: ini adalah sihir yang nyata”

Jelaslah nama Nabi Muhammad SAW itu adalah dua buah,

yaitu Muhammad, nama yang diberikan oleh kakeknya (Abdul Muthalib) dan Ahmad, nama yang datang dari Allah SWT.

Niat Puasa Senin Kamis dan Doa Berbukanya yang Shahih Sesuai Sunnah Rasulullah Nabi Muhammad SAW

Kasih sayang yang diberikan oleh kakeknya Nabi Muhammad SAW merasa terhibur dan dapat melupakan kemalangan nasibnya terhadap kematian ibunya.

Keadaan ini tidak lama berjalan. Sebab, baru saja berselang 2 tahun ia merasa terhibur di bawah asuhan kakeknya,

akan tetapi kakeknya yang baik hati itu meninggal pula dalam usia 80 tahun.

Nabi Muhammad SAW ketika itu baru berusia 8 tahun.

Meninggalnya Abdul Muthalib itu, bukan saja merupakan kesedihan besar bagi Nabi Muhammad SAW tetapi juga merupakan kemalangan bagi segenap penduduk Makkah.

Akibat meninggalnya Abdul Muthalib itu, penduduk Makkah kehilangan seorang pemimpin dan tokoh yang bijaksana, berani, cerdas dan pejuang yang tidak mudah mencari gantinya.

Abdul Muthalib pernah berwasiat pengasuhan Muhammad berlanjut kepada anak-anaknya, paman-paman dari Nabi Muhammad.

Diasuhlah Nabi Muhammad oleh pamannya yaitu Abu Thalib.

Kesungguhan dia mengasuh Nabi serta kasih sayang yang dicurahkannya ini, tidaklah kurang dari apa yang diberikan kepada anaknya sendiri. (*)

Disclamair : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah Ibtidaiyah (MI/SD) Kelas 3 Terbitan Kementerian Agama tahun 2020.

Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved