Khazanah Islam

Arti dan Rukun Khutbah dalam Ibadah, Syarat Menjadi Khatib dalam Shalat Jumat

Secara bahasa Khutbah bermakna memberi peringatan, pembelajaran atau nasehat dalam kegiatan ibadah.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Secara bahasa Khutbah bermakna memberi peringatan, pembelajaran atau nasehat dalam kegiatan ibadah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Shalat Jumat biasanya didahului dengan khutbah.

Tak hanya shalat Jumat, saat pelaksanaan akad nikah juga terdapat Khutbah yang disebut khutbah nikah.

Lantas apakah arti Khutbah?

Secara bahasa Khutbah bermakna memberi peringatan, pembelajaran atau nasehat dalam kegiatan ibadah.

Jika ditinjau dari segi istilah, khutbah adalah menyampaikan pesan tentang takwa sesuai dengan perintah Allah SWT dengan syarat dan rukun tertentu.

Arti Baligh, Mukalaf dan Haid, Sampainya Kewajiban Menunaikan Perintah Agama

Selain itu, Khutbah juga diartikan Kegiatan nasihat yang disampaikan kepada kaum muslim dengan syarat dan rukun tertentu yang erat kaitannya dengan sah atau sunnahnya ibadah.

sedangkan orang yang melakukan khutbah dikenal dengan istilah khatib.

Umumnya, pelaksanaan khutbah, jika dikaitkan dengan shalat, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian di antaranya :

1. Khutbah yang dilakukan sebelum shalat, misalnya Khutbah Jumat

2. Khutbah yang dilakukan sesudah shalat, misalnya khutbah shalat ’Idain (Idul Fitri dan Idul Adha), Shalat Khusuf (Gerhana Bulan) dan Shalat Kusuf (Gerhana Matahari),

Shalat Istisqa’ (shalat minta hujan), dan khutbah saat Wukuf di Padang Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah).

3. Khutbah yang tidak berkaitan dengan shalat, misalnya khutbah Nikah.

Di antara beragam jenis khutbah, ada hal yang terpenting untuk diketahui, yakni khutbah Jumat.

Sebab, Khutbah Jumat memerlukan rukun yang harus dipenuhi agar ibadahnya menjadi sah, dan sesuai dengan aturan.

Jika, salah satu rukun tidak terpenuhi, maka khutbahnya tidak sah.

Sejalan dengan itu, Khutbah Jumat itu terdiri dari 2 bagian: Khutbah Pertama, dan Khutbah Kedua, yang di antara keduanya dipisahkan dengan duduk di antara dua khutbah.

Arti dan Pembagian Diyat Lengkap Penjalasan Singkat Tentang Hukuman Pelaku Pembunuhan dalam Islam

Syarat Khatib

1. Islam yang sudah balig dan berakal sehat.

2. Mengetahui syarat, rukun, dan sunnah khutbah.

3. Suci dari hadats, baik badan maupun pakaian, serta auratnya tertutup.

4. Tartil dan fasih saat mengucapkan ayat Al-Qur’an dan Hadis.

5. Memiliki akhlak yang baik dan tidak tercela di mata masyarakat.

6. Suaranya jelas dan dapat dipahami oleh jamaah.

7. Berpenampilan rapi dan sopan.

Syarat-syarat dua khutbah

1. Khutbah Shalat Jum’at dilaksanakan sesudah masuk waktu Dhuhur.

Selesai khutbah, dilanjutkan dengan shalat. Berbeda dengan Khutbah Shalat ‘Idain, Shalat Khusuf dan Shalat Kusuf, serta Shalat Istisqa yang dilaksanakan setelah selesai shalat.

2. Khutbah dilakukan dengan berdiri. Namun, jika tidak mampu, boleh dilakukan dengan duduk.

3. Duduk sebentar di antara dua khutbah

4. Suara khutbah harus jelas dan dapat didengar oleh jamaah.

Saat sekarang ini, pengurus masjid dapat menggunakan pengeras suara, televisi, atau monitor sehingga jamaah yang berada jauh atau di ruangan lain dapat melihat dan mendengar sang khatib.

5. Tertib, yakni dimulai khutbah pertama, dilanjutkan ke khutbah kedua

Rukun Khutbah

1. Membaca Hamdalah pada kedua Khutbah.

2. Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW

3. Berwasiat tentang taqwa kepada diri dan jamaah.

4. Membaca satu atau beberapa ayat suci Al-Qur’an pada kedua khutbah.

Ayat yang dibaca biasanya disesuaikan dengan topik yang akan disampaikan.

5. Berdoa pada khutbah kedua untuk memohon ampunan, kesejahteraan, dan keselamatan bagi kaum muslimin dan muslimat baik di dunia maupun akhirat.

Materi Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka Arti Sujud Sahwi

Sunnah Khutbah

1. Khatib memberi salam pada awal khutbah, dan menghadap ke arah jamaah.

2. Khutbah disampaikan di tempat yang lebih tinggi (di atas mimbar).

3. Khutbah disampaikan dengan kalimat yang jelas, sistematis dan temanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi aktual yang saat itu terjadi.

4. Khatib hendaklah memperpendek khutbahnya, jangan terlalu panjang, sebaliknya Shalat Jum’atnya saja yang diperpanjang.

5. Khatib disunnahkan membaca Q.S. al-Ikhlas saat duduk di antara dua khutbah.

6. Khatib menertibkan rukun-rukun khutbah, yaitu dimulai membaca hamdalah sampai rukun yang terakhir, yakni berdoa untuk kaum muslimin.

Disclaimer : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI SMA/SMK yang Diterbitkan Kemendikbudristek 2021

Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved