Khazanah Islam

Arti dan Contoh Sikap Tawadhu Rasulullah SAW dalam Kehidupan Sehari-hari

Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama.

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Tanda orang yang tawadhu adalah di saat seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tawadhu merupakan sikap dan perbuatan manusia yang menunjukkan adanya kerendahan hati, tidak sombong dan tinggi hati, mudah tersinggung.

Tanda orang yang tawadhu adalah di saat seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu dan kasih sayangnya.

Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya.

Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama.

Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka.

Kumpulan Istilah Lengkap Disertai Arti Seputar Shalat Berjamaah

Itu karena orang yang tawadhu menyadari akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT untuk mengujinya apakah ia bersykur atau kufur.

Berikut beberapa contoh ketawadhuan Rasulullah SAW 

Anas ra jika bertemu dengan anak-anak kecil maka selalu mengucapkan salam pada mereka, ketika ditanya mengapa ia lakukan hal tersebut.

Ia menjawab: Aku melihat kekasihku Nabi SAW  senantiasa berbuat demikian. (HR. Bukhari, Fathul Bari’-6247).

Dari Anas ra berkata: Nabi SAW memiliki seekor unta yang diberi nama al-’adhba` yang tidak terkalahkan larinya,

maka datang seorang ‘a’rabiy dengan untanya dan mampu mengalahkan, maka hati kaum muslimin terpukul menyaksikan hal tersebut

sampai hal itu diketahui oleh nabi SAW maka beliau bersabda :

Menjadi hak Allah jika ada sesuatu yang meninggikan diri di dunia pasti akan direndahkan-Nya. (HR. Bukhari). (Fathul Bari’-2872).

Abu Said al-Khudarii ra pernah berkata: Jadilah kalian seperti Nabi SAW beliau menjahit bajunya yang sobek,

memberi makan sendiri untanya, memperbaiki rumahnya,

memerah susu kambingnya, membuat sandalnya, makan bersama-sama dengan pembantu-pembantunya,

memberi mereka pakaian, membeli sendiri keperluannya di pasar dan memikulnya sendiri ke rumahnya,

beliau menemui orang kaya maupun miskin, orang tua maupun anak-anak,

mengucapkan salam lebih dulu pada siapa yang berpapasan baik tua maupun anak, kulit hitam, merah, maupun putih,

orang merdeka maupun hamba sahaya sepanjang termasuk orang yang suka shalat. 

Sikap tawadhu seseorang dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari.

Arti dan Pembagian Hukum Tentang Shalat Berjamaah

Adapun bentuk-bentuk perilaku tawadhu’ seseorang antara lain :

a. Menghormati orang yang lebih tua atau orang yang lebih pandai daripada dirinya

b. Sayang kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya

c. Menghargai pendapat atau pembicaraan orang lain

d. Bersedia mengalah demi kepentingan umum

e. Santun dalam berbicara kepada siapapun

f. Tidak suka disanjung orang lain atau keberhasilan yang dicapai

Setelah kalian memahami tentang tawadhu’, ada beberapa perilaku yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

a. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan yang berbeda.

b. Berusaha untuk mengendalikan diri agar tidak menampakkan kelebihan yang dimiliki.

c. Melatih diri untuk dapat menghargai kemampuan orang lain,tidak meremehkannya. (*)

Disclaimer : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs/SMP) Terbitan Kementerian Agama tahun 2020.

Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved