Tragedi Rombongan Santri
Santri yang Hilang di Sungai Kapuas Ditemukan Meninggal, Jasad Dibawa ke Desa Karimunting Bengkayang
Warga Desa Karimunting, Kabupaten Bengkayang tersebut diketahui tenggelam saat inggin menyusuri Sungai Kapuas, dengan menggunakan sampan kato pada tan
Penulis: Ferlianus Tedi Yahya | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Setelah melakukan pencarian selama hampir sepekan, Yopi santri yang tenggelam di sungai Kapuas berhasil ditemukan, dalam keadaan tak bernyawa pagi ini Kamis 3 November 2022.
"Korban telah ditemukan tim SAR gabungan, kondisi korban saat ditemukan sudah meninggal," kata Kepala Kantor SAR Pontianak Yopi Haryadi saat dikonfirmasi.
Korban saat itu ditemukan di sekitar pelabuhan Senghie atau 3 nautical mile dari lokasi kejadian.
Setelah melakukan evakuasi, korban kemudian diserahkan kepada anggota keluarga yang sedang menantikan kabar ini sejak malam pertama pencarian.
"Setelah dievakuasi, korban kami (tim SAR gabungan) serahkan kepada anggota keluarga," kata Yopi.
• Jasad Santri Yopi Pranata Masih Utuh usai Seminggu Tenggelam di Perairan Ekstrem Sungai Kapuas
Saat berada di lokasi, tampak anggota keluarga dan sejumlah santri sudah berkumpul, siap menyambut kedatangan korban.
Selain itu, korban tampak masih berada di kantong jenazah milik tim SAR dan akan dilakukan permandian jenazah.
Sebelum dilakukan permandian tersebut, pihak keluarga juga sempat menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah turut serta dalam proses pencarian.
"Saya mewakili keluarga besar, memohon untuk dibukakan pintu maafnya dan mohon dimaklumi mungkin ada bahasa-bahasa yang kurang berkenan, kami mohon maaf," kata salah satu perwakilan keluarga dengan menggunakan pengeras suara.
Selanjutnya ia juga menyampaikan, korban akan dibawa ke Desa Karimunting, Kabupaten Bengkayang usai dilakukan pemandian jenazah.
"Insyaallah jenazah ini akan saya bawa ke desa Karimunting setelah kita mandikan," katanya.
Kronologi kejadian
Sebelumnya, Yopi dinyatakan hilang di sungai Kapuas dalam insiden tenggelamnya sampan Kato yang mengangkut para santri pada Jumat 28 Oktober 2022 lalu.
Kejadian bermula ketika santri pesantren Mazhahirul Haq yang berjumlah sekitar 16 orang terdiri dari 10 dewasa (8 perempuan dan 2 laki-laki), anak-anak di bawah umur 8 tahun berjumlah 6 orang.
16 orang tersebut tengah naik sampan kato di tepian Sungai Kapuas dari Pesantren Mazhahirul Haq, tepatnya di bawah Jembatan Kapuas 2.