Doa Katolik

Cara Gereja Katolik Melawan Ajaran Sesat Arianisme Lewat Syahadat Kaesarea

Karya Roh Kudus dalam perjalanannya mengalami berbagai pergolakan. Gereja Katolik pun harus berjuang melawan ajaran-ajaran sesat (bidaah).

KOLASE/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Syahadat Gereja Katolik. Gereja Katolik pun harus berjuang melawan ajaran-ajaran sesat (bidaah). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Karya Roh Kudus dalam perjalanannya mengalami berbagai pergolakan.

Gereja Katolik pun harus berjuang melawan ajaran-ajaran sesat (bidaah).

Satu diantaranya ajaran sesat Arian atau Arianisme.

Arius, adalah seorang imam Aleksandria.

Ia mengajarkan bahwa Yesus bukanlah Tuhan Allah Sejati.

Ia menyangkal keilahian Yesus.

Renungan Harian Katolik Rabu 2 November 2022, Mendoakan Mereka agar Dapat Pengampunan dan Kerahiman

Untuk melawan ajaran sesat ini diadakan konsili ekumenis pertama, yaitu konsili Nicea I tahun 325.

Konsili Nicea I menghasilkan Syahadat Kaesarea.

Syahadat ini dianjurkan oleh Eusebius dari Kaesarea dalam konsili Nicea I.

Berikut isi Syahadat dari Kaesarea:

Kami percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta hal-hal yang kelihatan dan tak kelihatan.

Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Sang Sabda dari Allah, terang dari terang, hidup dari hidup.

Putera Allah yang Tunggal, yang pertama lahir dari ciptaan, dilahirkan dari Bapa, sebelum segala abad.

Segala sesuatu dijadikan oleh-NYA.

Ia menjadi daging untuk keselamatan kita, dan hidup di antara manusia, dan menderita.

Dan bangkit lagi pada hari ketiga, dan naik kepada Bapa, dan datang lagi dalam kemuliaan.

Untuk mengadili orang hidup dan mati.

Kami percaya pula akan satu Roh Kudus.

Syahadat Eusebius kalau dilihat memang ortodoks, sesuai dengan ajaran Gereja.

Tetapi Syahadat ini tidak secara eksplisit melawan bidah Arianisme (ajaran Arius).

Oleh karena itu, konsili memakai Syahadat Eusebius sebagai dasar pembicaraan saja.

Gereja pun mengusulkan perbaikan, dengan penambahan-penambahan pada Syahadat dari Kaesarea.

Berikut bunyi dari rumusan Konsili Nicea I ini yang tampak dalam rumusannya tentang Yesus Kristus:

Kami percaya akan satu Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta segala Sesuatu, yang kelihatan dan tak kelihatan.

Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, dilahirkan dari Bapa.

Satu-satunya yang dilahirkan, dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, Terang dari terang.

Allah benar dari Allah benar, dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa.

Segala sesuatu dijadikan oleh-NYA, segala sesuatu di surga dan segala sesuatu di bumi.

Turun (dari sorga) untuk kita manusia, dan untuk keselamatan kita, dan menjadi daging.

Menjadi manusia, menderita, dan bangkit pada hari ketiga.

Naik ke surga, dan untuk mengadili orang hidup dan mati.

Dan akan Roh Kudus, dan mereka yang berkata "ada saat Dia tidak ada.

Dan sebelum dilahirkan Dia tidak ada, bahwa Ia menjadi ada dari yang tidak ada.

Atau mereka yang mengatakan bahwa Anak Allah adalah dari substansi atau esensi lain.

Atau "diciptakan", atau "dapat berganti"', atau "dapat berubah".

Merekalah yang dikutuk oleh gereja katolik dan Apostolik.

Syahadat perbaikan tersebut diatas selanjutnya disebut Syahadat dari Nicea.

Kalender Liturgi Katolik Rabu 2 November 2022 Lengkap Bacaan Injil dan Biarawan BcO 1 Kor 15:12-34

Sumber: imankatolik.or.id

(*)

[Update informasi seputar Katolik]

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved