Doa Katolik
Penjelasan Syahadat Pendek Katolik Aku Percaya akan Allah Bapa yang Mahakuasa Pencipta Langit & Bumi
Dalam Ajaran Katolik, doa ini dikenal juga dengan Syahadat Para Rasul atau syahadat singkat. Aku Percaya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu Allah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Dalam ajaran Katolik, doa ini dikenal juga dengan Syahadat Para Rasul atau Syahadat singkat.
Aku Percaya dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu Allah Bapa dan Penciptaan manusia.
Kemudian Allah Anak dan penebus, Allah Roh Kudus dan pengudusan manusia.
Berikut penjelasan Syahadat pendek:
• Syahadat Pendek Para Rasul Aku Percaya dalam Gereja Katolik
Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan Bumi
Penggunaan kata aku
Kenapa penggunaan kata aku, tidak kami, tidak saya, tidak kita.
Kata aku dan saya adalah sama-sama sebagai kata ganti orang ketiga bentuk tunggal, sedangkan kami adalah bentuk jamaknya.
Kata saya berasal dari kata sahaya yang berarti hamba, abdi, budak.
Tetapi kata saya lebih hormat bentuknya daripda kata aku, yang umumnya diucapkan seorang yang lebih rendah kedudukannya dibanding lawan bicaranya (misalnya bawahan berbicara kepada atasan).
Struktur Vertikal/jenjang tingkatan hubungan nampak bila menggunakan kata saya, sedangkan kata aku tidak.
Syahadat iman itu tidak ditujukan kepada Tuhan (hubungan vertikal) tetapi kepada manusia (hubungan horisontal) dihadapan orang lain, aku menyatakan iman kepercayaan.
Sedangkan kata aku umumnya dipakai oleh seorang yang sudah akrab relationshipnya (hubungannya) dengan lawan bicaranya.
Kata kami diucapkan oleh sekelompok orang.
Bila kata kami diucapkan menunjukan yang mengucapkan kelompok/berkelompok, sehingga orang lebih berani mengucapkannya.
Justru disini seseorang dituntut lebih berani menunjukan keberaniannya, sehingga kata aku bila diucapkan dalam syahadat akan menunjukan keberanian diri kita (pribadi).
Bila kita mengucapkan kata kita pada rumusan iman kita didepan orang lain, maka dianggap lawan bicara kita setuju, padahal belum tentu lawan bicara kita seorang yang seiman.
Karena kita hidup ditengah-tengah kepercayaan yang lainnya.
Dengan mengucapkan aku dan bukan kita jelas sekali ditunjukan mana kepercayaanku itu.
Percaya akan Allah
Kata percaya berarti mengakui sebagai benar.
Percaya akan Allah berarti menerima Allah sebagai dasar dan tujuan hidup serta meneyerahkan sepenuhnya kepada kehendak-NYA.
Yang kita percayai dalam syahadat iman alah Allah Tritunggal, Allah Bapa, Allah Putra, Allah Roh Kudus. Allah itu satu kodrat dan tetapi tiga pribadi.
Menyebut Allah Bapa
Yesus sendiri menyebut Allah itu Bapa (Mat 5:48; Mrk 14:36; Luk 23:46; Yoh 5:18), maka kita menyebutnya aku percaya akan Allah Bapa.....
Yesus juga mengajarkan kepada kita untuk berdoa kepada Bapa disurga (Mat 6:9).
Hanya dalam iman Yesus Kristus, kita berani menyebut Allah itu Bapa.
Dengan menyebut Allah dengan Bapa yang ada disurga semakin jelaslah transendensi Allah, semakin jelaslah keagungan Allah bahwa ia berada di surga dan mengatasi segala ciptaan-Nya.
Bapa inilah keistimewaan sebutan bagi Allah dari orang-orang Kristen, Allah itu sekaligus transenden dan imanen, agung sekaligus dekat dan memperhatikan manusia.
Kita menyebut gelar Allah sebagai Bapa (Mat 6:9), Mahakuasa (Ayb 37:23; Mat 26:64), Pencipta (Kej 14:19; Ayb 4:17; Rm 1:25) karena pada saat itu masyarakat Yahudi menganut paham patrilinial (garis keturunan menurut ayah).
Peranan Bapa menjadi penting dalam memegang kekuasaan baik yang menyangkut rumah tangga keturunan, harta warisan dsb. Maka gelar Bapa bagi Allah menunjukan kekuasaan Allah.
Gelar Mahakuasa,sangat eksplisit sekali disebutkan kekuasaan Allah melebihi segala kekuasaan apa saja yang ada di bumi, sebab ia maha kuasa.
Pencipta, berarti Allah pencipta berkuasa atas segala ciptaan-Nya, dengan segala isi yang ada di langit dan bumi, dan semua bergantung kepada-Nya.
• Renungan Harian Katolik Sabtu 29 Oktober 2022, Bermegah Diri dalam Tuhan
Sumber: imankatolik.or.id
(*)
[Update informasi seputar Katolik]
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News