Wakil Gubernur Ria Norsan Soroti Kasus Stunting Desa Lingga Kubu Raya

"Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang angka stuntingnya tinggi. Maka perlu dilihat sebabnya mungkin karena sanitasi atau lainnya," katanya.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Dok. BKKBN Kalbar
Wagub Kalbar Ria Norsan usai membuka rapat koordinasi audit kasus stuntingo Kabupaten Kubu Raya, Rabu 26 Oktober 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Ria Norsan menyoroti angka prevalensi stunting yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Kubu Raya.

Terutama dengan tingginya prevalensi stunting yang terjadi di Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.

Menurut Norsan kasus stunting di Desa Lingga justru lebih tinggi jika dibandingkan daerah Kecamatan Baru Ampar. Padahal jika dilihat dari sisi geografis Desa Lingga berada tidak jauh dari kota. Sedangkan Kecamatan Batu Ampar memiliki jarak cukup jauh dari kota.

"Desa Lingga itu tidak jauh dari kota tetapi angka stuntingnya tinggi," ujar Wagub Kalbar Ria Norsan saat membuka rapat koordinasi audit kasus stunting Kabupaten Kubu Raya, Rabu 26 Oktober 2022.

Norsan mengungkapkan kasus stunting tinggi biasanya terjadi pada daerah pedalaman yang jauh dari ibukota. Namun jika berdasarkan data di Kabupaten Kubu Raya justru angka stunting di Batu Ampar rendah dibandingkan Lingga.

Hal ini menurutnya yang harus menjadi perhatian dan dilihat penyebabnya.

"Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang angka stuntingnya tinggi. Maka perlu dilihat sebabnya mungkin karena sanitasi atau lainnya," katanya.

Kunjungan Mendikbudristek Nadiem di Kalbar, Adrianus Asia Sidot Siap Kawal Transformasi Pendidikan

"Kita serahkan ke Kabupaten Kubu Raya, ada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kubu Raya yang diketuai Wakil Bupati," tambahnya.

Norsan menyebutkan stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang.

Sehingga anak terlalu pendek untuk usianya yang standar. Saat lahir ukuran panjangnya tidak sampai 48 sentimeter dan berat kurang dari 2,5 kilogram.

"Pencegahan stunting harus dimulai sejak pasangan sebelum menikah, lalu pada saat hamil ibu harus mengkonsumsi gizi seimbang," jelasnya.

Dirinya berharap pemerintah kabupaten kota terus bergerak dalam upaya percepatan penurunan stunting. Penurunan stunting menurutnya bisa dilakukan dengan kerja serius dan keroyokan hingga desa. Keterlibatan semua pihak dalam upaya percepatan penurunan stunting menjadi sangat penting.

Salah satunya jika sanitasi suatu daerah bermasalah maka Dinas Pekerjaan Umum harus melakukan intervensi. Sehingga ketika sanitasi warga bisa diperbaiki maka angka stunting daerah tersebut akan bisa ditekan dengan maksimal.

"Kita harus bersama dan keroyokan dalam upaya menekan angka stunting, Ini kita pacu, kita bergerak terus terutama pada daerah dengan angka stunting tinggi," ungkapnya.

Dikatakannya setiap daerah harus kerja keras, bahu membahu bersama menurunkan angka stunting. Dirinya pun kerap turun ke lapangan melihat langsung kasus stunting yang dihadapi warga Kalbar. Agar target percepatan penurunan stunting di Provinsi Kalbar bisa tercapai.

“Ini komitmen bersama agar angka stunting Provinsi Kalbar bisa diturunkan,” tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved