Gubernur Sutarmidji Targetkan Kepemilikan KIA Bagi Anak Usia di Bawah 17 Tahun Capai 80 Persen
Apalagi dikatakannya anak sekolah seluruhnya dari TK memang sangat perlu KIA sebagai identitas diri sebelum mempunyai KTP.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menginginkan capaian secara keseluruhan kepemilikan Kartu Identitas Anak ( KIA ) di Kalbar sampai akhir tahun bisa mencapai 80 persen.
Hal itu disampaikannya usai membuka secara simbolis Pencanangan Gerakan Orang Tua Peduli Identitas Anak (Gopinda), sekaligus melakukan Penandatangan MoU Kerjasama pemanfataan KIA di Kalbar tahun 2022 bersama sekitar 30 vendor yang ada di Kota Pontianak, Mempawah, Kubu Raya, di Pendopo Gubernur, Selasa 25 Oktober 2022.
“Saya berharap Kota Pontianak, Mempawah, Sambas dan Kubu Raya untuk capaian KIA di akhir tahun sudah diatas 60 persen. Secara keseluruhan saya ingin mencapai 80 persen , jadi seluruh daerah di Kalbar harus sudah mencapai 65 persen diakhir tahun,”ujarnya.
Ia mengatakan untuk pembuatan KIA lebih mudah dibandingkan E-KTP , apalagi dikatakannya anak sekolah seluruhnya dari TK memang sangat perlu KIA sebagai identitas diri sebelum mempunyai KTP.
Baca juga: Semarakan 251 Tahun Kota Pontianak, Gojek Gelar Promo Spesial
Sejauh ini dikatakannya, anak yang baru lahir yang sudah membuat akte kelahiran sudah mencapai 90 persen. Namun ia mempertanyakan kenapa pembuatan KIA tidak mencapai angka pembuatan Akte tersebut.
“Dengan adanya KIA ini juga bisa untuk urusan per bankan di usia 13 tahun sudah bisa mandiri . Kalau untuk blanko pembuatan KIA ini lebih tersedia, karena di serahkan ke kabupaten kota masing-masing,”ujarnya.
Dikatakannya beberapa daerah di Kalbar kepemilikan KIA sudah masuk level 4 artinya capaiannya sudah tinggi, tapi menurutnya capaian tersebut belum memuaskan, sebab dikatakannya KIA ini harusnya lebih mudah untuk mencapai targetnya, dibandingkan e-KTP.
“KIA ini sangat penting, saya juga ucapkan terima kasih kepada vendor yang sudah ikut untuk mendorong capaian KIA di Kalbar. Memberikan arti dan makna tentang pentingnya KIA dan keuntungan yang didapat dari KIA,”ujarnya.
Ia berharap melalui pencanangan ini bukan sekadar gerakan awal, tapi untuk mempercepat capaian.
“Saya harap akhir tahun ini kita sudah bisa di atas 65 persen. Dorong saja semua daerah seperti Kota Pontianak inikan sebetulnya bisa sampai di atas 80 persen, karena sudah ada ATM dan sebagainya,”ujarnya.
Bahkan dikatakannya, Kota Pontianak sampai akhir Desember bisa mencapai 80 persen diatas. Jika melihat dari capaian wilayahnya. Begitu juga dengan Kota Singkawang juga harusnya bisa.
“Kalau Kapuas Hulu kita maklum karena wilayahnya. Tapi kalau Mempawah, Pontianak, Singkawang, Sambas saja bisa. Padahal luas wilayah sangat luas, tapi intinya bisa. Tapi kalau Sanggau, Sintang, dan lainnya kita pahami wilayahnya luas,” jelasnya.
Lalu di Kubu Raya juga, menurutnya relatif gampang walaupun dipisah laut dan sungai tapi bisa tercapai.
“Saya harap kepala sekolah semuanya bisa mendorong itu dan saya akan terapkan nanti. Khusus SMA itu yang belum 17 harus punya KIA semua untuk SMA negeri. Karena dia mendapatkan beasiswa yang digunakan untuk membayar iuran sekolah tiap bulan. dan uang beasiswa itu akan kita simpan di rekening bank atas nama mereka tapi ketika membuat rekening itu harus punya KIA,”jelasnya.
Tak punya KIA, artinya tak punya rekening yang artinya tak bisa mendapatkan beasiswa dari Pemprov. Demikian juga untuk mendapatkan pakaian seragam yang di siapkan Pemprov bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Kemudian juga untuk BPJS yang ditanggung oleh Pemprov itu harus melampirkan KIA. I menegaskan seluruhnya yang dibiayai oleh pemerintah, kalau anak tersebut sebagai penerima bantuan masih di bawah 17 tahun harus mempunyai KIA.
“Semua pelayanan harus syaratnya itu, tidak boleh tidak. Apalagi misalnya kita nanti akhir tahun bisa di atas 90 persen, bisa sebetulnya. Saya yakin bisa, asal blangkonya tersedia. Jangan sampai seperti e-KTP, kita mau kejar target, blangkonya tak tersedia. Itu yang jadi masalah,”pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News