Hadiri Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Bupati Sambas Ajak Galakan Lebih Luas

Satono menyebutkan, peringatan hari cuci tangan pakai sabun sedunia baru digembar-gemborkan setahun belakangan ini ketika masa pandemi covid-19. Namun

Penulis: Imam Maksum | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Dok. Prokopim Pemkab Sambas
Bupati Sambas H Satono menghadiri peringatan hari cuci tangan pakai sabun sedunia di Halaman TK dan SDIT Sulthoniyah Sambas, Selasa 18 Oktober 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Bupati Sambas H Satono menghadiri peringatan hari cuci tangan pakai sabun sedunia di Halaman TK dan SD Islam Terpadu Sulthoniyah Sambas. Bupati Satono didampingi ketua TP-PKK Kabupaten Sambas serta jajaran Forkopimda, Selasa 18 Oktober 2022.

Kegiatan tersebut digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas berkolaborasi dengan TP-PKK Kabupaten Sambas. Kegiatan itu diikuti ratusan siswa SDIT Sulthoniyah untuk menggalakkan praktek mencuci tangan pakai sabun.

"Pagi yang cerah ini kita masih diberikan kesehatan, semoga sehat selalu untuk melangkah menuju hari-hari kedepan agar negeri kita kuat dan semangat untuk memajukan daerah Sambas khususnya," tuturnya.

Satono menyebutkan, peringatan hari cuci tangan pakai sabun sedunia baru digembar-gemborkan setahun belakangan ini ketika masa pandemi covid-19. Namun demikian, imbuh dia, praktek mencuci tangan sebenarnya sudah digaungkan sejak 14 abad yang lalu.

Dorong Percepatan Penyelenggaraan Pemerintahan Dua Desa Baru di Sambas

"Sejarah Islam menjelaskan, praktek cuci tangan ini sudah dilakukan 14 abad yang lalu. Islam mengajarkan mencuci tangan sangat dianjurkan, lebih-lebih sejak dari kita bangun tidur. Mengutip hadis Nabi SAW, apabila kita bangun tidur jangan masukkan tangan kita kedalam tong air, hingga tiga kali kita bersihkan dulu tangan," ucapnya.

Oleh karena itu, kata dia, mencuci tangan pakai sabun agar terus digalakkan supaya generasi dan anak-anak hidup bersih serta sehat.

Jangan sampai cuma digalakkan di sekolah tetapi bagaimana digerakkan ke seluruh kampung, pelosok desa.

"Tiap desa ada duta cuci tangan. Kalau kedepan bisa ekspansi ke kecamatan lainnya. Sehingga boleh diagendakan di kecamatan dan desa lainnya, serta semuanya dilibatkan. Sehingga bisa dihadiri PKK dan guru-guru. Ini sederhana tetapi penting. Karena hasil survei 500 ribu lebih jiwa meninggal setahun karena tidak hidup bersih," ucapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved