Belasan Pegawai Showroom Hitung Uang Koin Untuk Pembelian Mobil di Jambi

Banyak pegawai yang dilibatkan oleh showroom tempat pasangan tersebut membeli mobil untuk menghitung uang koin sejak pukul 11.00 WIB hingga sore

Kompas.com/Suwandi
Pegawai dealer Toyota saat gotong royong menghitung koin seribuan milik Agus untuk membayar pembelian mobil Calya. Pembeli adalah pasngan suami istri di Jambi, Agus Riyanto dan Emilia. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Viral pembelian mobil menggunakan uang koin kembali terjadi di Indonesia, kali ini terjadi di Kota Jambi.

Konsumen tersebut diketahui merupakan sepasang suami istri yang jatuh hati pada mobil Calya berwarna merah senilai Rp 173 juta.

Banyak pegawai yang dilibatkan oleh showroom tempat pasangan tersebut membeli mobil untuk menghitung uang koin sejak pukul 11.00 WIB hingga sore.

Meskipun bukan menggunakan uang koin keseluruhan dalam pelunasan mobil tersebut, pihak showroom cukup kerepotan dalam menghitung uang koin yang dibawa pasangan tersebut.

Dishub Kayong Utara Sampaikan Forum Lalu Lintas Sebagai Wadah Komunikasi dan Koordinasi

Pasangan suami istri di Jambi, Agus Riyanto dan Emilia, melunasi pembelian mobilnya menggunakan pecahan uang koin.

Agus dan Emilia membeli mobil mobil Calya senilai Rp 173 juta.

Pasangan suami istri yang berprofesi sebagai pedagang kaki lima (PKL) itu mengaku membeli mobil karena tidak sengaja datang ke Showroom Mobil Agung Toyota Sipin, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.

Setelah jatuh hati kepada mobil Calya merah, mereka langsung memutuskan membelinya.

"Saya tidak sengaja ke dealer mobil Toyota. Saya lihat ada mobil bagus," kata Agus Riyanto, Selasa 4 Oktober 2022.

Setelah ditanya harga mobil tersebut senilai Rp 173 juta, Agus pun membayar secara tunai dan mendapat potongan sebesar Rp 5 juta.

Setelah dilakukan pembayaran, ternyata uangnya kurang.

Agus pun kembali ke rumah membawa uang koin dalam karung, yang telah dimasukkan dalam toples-toples kecil.

Uang Hasil Berdagang

Agus Riyanto menjelaskan uang koin tersebut dikumpulkan selama kurang lebih dua tahun, hasil dari penjualannya selama berdagang di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi bersama sang istri.

"Sekitar dua tahunan lah kita mengumpulkannya," ucapnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved