Doa Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 27 September 2022, Yesus Tidak Membenci Orang yang Telah Menolak-Nya

Lihat bacaan renungan harian Katolik Selasa 27 September 2022 hari Minggu biasa pekan XXVI. Bacaan injil diambil dari Lukas 9:51-56.

Armend NIMANI / AFP
Para biarawati Katolik memegang lilin saat mereka berdoa selama Misa Paskah yang diadakan di katedral Bunda Teresa di Pristina pada 16 April 2022. Lihat bacaan renungan harian Katolik Selasa 27 September 2022 hari Minggu biasa pekan XXVI. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Lihat bacaan renungan harian Katolik Selasa 27 September 2022 hari Minggu biasa pekan XXVI.

Lihat bacaan 1, bacaan injil dan Mazmur tanggapan renungan harian Katolik Selasa 27 September 2022.

Bacaan 1 diambil dari Ayub 3:1-3.11-17.20-23 dan bacaan injil diambil dari Lukas 9:51-56.

Sementara Mazmur tanggapan 88:2-3.4-5.6.7-8 dan bait pengantar injil: Alleluya.

Renungan Harian Katolik Senin 26 September 2022, yang Terkecil di antara Kalian Dialah yang Terbesar

Lihat bacaan pertama: Ayub 3:1-3.11-17.20-23

Mengapa orang malang diberi terang?

Dalam kemalangannya, Ayub membuka mulut dan mengutuki hari kelahirannya, katanya, “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku, dan malam yang mengatakan, ‘Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan’.

Mengapa aku tidak mati waktu lahir? Atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?

Mengapa ada pangkuan yang menerimaku? Mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?

Andaikata semua itu tidak ada, aku sekarang berbaring dengan tenang.

Aku tertidur dan dapat beristirahat bersama para raja dan para penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya; atau bersama para pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak.

Mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang?

Di sanalah orang jahat berhenti menimbulkan huru-hara; di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapatkan istirahat.

Mengapa orang malang diberi terang dan orang yang pedih hati dibiarkan hidup?

Mereka menantikan maut, yang tak kunjung datang, mereka mengejarnya lebih daripada menggali harta terpendam; bila mereka menemukan kubur, mereka bersukaria dan bersorak-sorai dengan gembira.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved