Stunting di Sekadau 24,82 Persen, Subandrio Sebut SDM dan Peralatan Pendukung Masih Minim
Wabup Sekadau, Subandrio ungkap ada dua kendala yang dihadapi TPPS dalam upaya penurunan angka stunting, Rabu 14 Agustus 2022.
Penulis: Marpina Sindika Wulandari | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU- Pemerintah Daerah Kabupaten Sekadau laksanakan rapat audit kasus stunting di Kabupaten Sekadau tahun 2022.
Wabup Sekadau, Subandrio ungkap ada dua kendala yang dihadapi TPPS dalam upaya penurunan angka stunting, Rabu 14 Agustus 2022.
Wakil Bupati Sekadau, Subandrio memaparkan saat ini sesuai Data E-PPGBM prevalensi Stunting tahun 2021 sebesar 26, 44 persen. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI 2021) sebesar 26,5 persen.
"Tentu ini masih sangat tinggi dari capaian target Nasional pada tahun 2024 sebesar 14 persen. Pada saat ini prevalensi Stunting di Kabupaten Sekadau per tanggal 8 Agustus 2022 sesuai data E-PPGBM sebesar 24,82 persen. Ini menunjukkan trend penurunan, " kata Subandrio.
• Kondisi Bangunan Tidak Dapat Lagi Dipertahankan, Pemda Bongkar Istana Kaca di Sekadau
Lebih lanjut, Subandrio menuturkan berdasarkan hasil Pendataan Keluarga (PK) 2021 jumlah keluarga resiko stunting sebanyak 33.572 keluarga di Kabupaten Sekadau. Dari jumlah tersebut baru 15,75 persen yang sudah dilakukan verifikasi dan validasi oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di 87 Desa se-Kabupaten Sekadau.
Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) juga sudah dilakukan. Dimana sudah dilaksanakan Lokakarya Mini di Kecamatan Sekadau Hilir dan akan disusul oleh kecamatan lainnya.
Meski upaya penurunan stunting terus dilakukan, Subandrio menyebut masih ada kendala yang dihadapi TPPS baik tingkat kabupaten hingga desa. Terutama berkaitan dengan SDM petugas dan peralatan yang digunakan. Maka perlu adalah sosialisasi dan bimbingan bagi petugas di lapangan.
"Karena ada kasus anak yang seharusnya tidak stunting tapi dalam pendataan justru stunting. Jadi saat pengukuran awal dan pengukur tinggi badan kedua kalinya, tinggi anak tersebut justru berkurang," jelas Subandrio. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News