Ternyata Jendela Pesawat Berbentuk Oval Ada Alasannya
Ternyata jendela pesawat berbentuk oval ada alasan tersendiri yang perlu diketahui para penumpang.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ternyata Jendela pesawat berbentuk oval ada alasan tersendiri yang perlu diketahui para penumpangsaat melakukan perjalanan udara.
Sebagian orang mungkin bertanya-tanya, kenapa Jendela pesawat berbentuk oval atau bersisi melengkung.
Bentuk Jendela pesawat yang oval ternyata tak semata-mata hanya sebuah desain, ada sejumlah hal penting yang melatarbelakangi itu semua.
Dikutip dari Reader’s Digest, Spesialis Operasi Produk di Scott’s Cheap Flights, Willis Orlando bentuk jendela pesawat oval lebih dari sekadar tujuan estetika. Lalu apa sebabnya?
• Aturan Baru Naik Pesawat - Mulai Check In hingga Dokumen dan Syarat Naik Pesawat Terbaru
Ternyata, kenapa jendela pesawat berbentuk oval bukan sekadar karena faktor estetika, melainkan untuk faktor keamanan.
“Sudut oval dirancang untuk membantu mendistribusikan tekanan yang diberikan pada jendela secara merata, mengurangi kemungkinan jendela retak akibat perubahan tekanan udara,” jelasnya.
Pada masa lalu, jendela pesawat memiliki bentuk bujur sangkar. Pada 1950-an saat penerbangan menjadi semakin populer, perusahaan ingin bisa membuat pesawat yang bisa terbang lebih tinggi.
Semakin tinggi pesawat terbang maka tekanan yang dihasilkan juga semakin kuat, belum lagi perbedaan tekanan antara bagian dalam dan luar pesawat menyebabkan lebih banyak penumpukan tegangan.
Melansir The Sun. sebuah kecelakaan terjadi pada 10 Januari 1954, saat penerbangan 781 meninggalkan landasan di Bandara Ciampino Roma untuk membawa 35 penumpang dan awaknya ke London.
• Jangan Berbuat Aneh di Toilet Pesawat, Pramugari Bisa Tahu Lho!
Setelah 15 menit penerbangan, Jet de Havilland Comet yang baru mengudara selama dua tahun sebagai pesawat komersial hancur berkeping-keping dan jatuh di Laut Mediterania, serta menewaskan semua penumpang di dalamnya.
Tak berhenti di sini, kecelakaan lainnya juga terjadi beberapa bulan kemudian yang membuat 21 penumpang tewas saat South African Airways penerbangan 201 dari London ke Johannesburg jatuh di laut.
Korban meninggal yang ditemukan menunjukkan cedera kepala dan paru-paru yang serupa dengan yang ada di penerbangan 781.
Ternyata, jendela pesawat berbentuk bujur sangkar pada saat itu memainkan peran besar dalam kelelahan logam yang menyebabkan kecelakaan, mengakibatkan dekompresi eksplosif dan pesawat pecah di udara.
Itu karena sudut tajam jendela membuat logam di sekitarnya berada di bawah tekanan ekstra ketinggian sebanyak dua atau tiga kali lebih banyak daripada tempat lain di pesawat.
Setelah penyelidikan, de Havilland membuat sejumlah perubahan pada desain pesawatnya, termasuk membuat jendela berbentuk oval.