Sejarah Harga BBM dari Rp 150 ke Rp 10.000 Sejak Era Soekarno Hingga Jokowi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Simak sejarah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di artikel berikut ini.

Masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan keputusan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar.

Kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar itu resmi diterapkan mulai 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Adapun harga Pertalite yang sebelumnya Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 sedangkan Solar yang awalnya dipatok Rp 5.150 per liter naik ke harga Rp 6.800.

"Pemerintah memutuskan menyesuaikan harga BBM subsidi Pertalite menjadi Rp10.000, kemudian solar subsidi Rp6.800 per liter," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif mendampingi Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu 3 September 2022.

• Tolak BBM Naik, Mahasiswa Gelar Demonstrasi di Makassar Hingga Tengah Malam

Kenaikan harga BBM tercatat pernah dilakukan di setiap masa pemerintahan terkecuali pada masa Presiden Soekarno dan BJ Habibie memimpin.

Berikut sejarah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di tiap pemerintahaan presiden Indonesia dirangkum dari berbagai sumber:

Presiden Soekarno

Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dari tahun 1945 hingga 1967, tak pernah tercatat adanya kenaikan harga BBM.

Presiden Soeharto

Pada masa pemerintahan Soeharto, tercatat harga BBM naik sebanyak 3 kali.

Pertama, harga BBM naik pada tahun 1991 dari Rp 150 menjadi Rp 550 per liter.

Lalu, di tahun 1993, naik menjadi Rp 700 per liter.

Terakhir tahun 1998, BBM naik menjadi Rp 1.200 per liter lantaran imbas dari krisis moneter.

• Jadwal dan Lokasi Demo Besar-besaran Buruh Tolak Harga BBM Pertalite-Solar Naik

Presiden Habibie