Lokal Populer

Calon Pengantin Dibekali Wawasan Untuk Pencegahan Stunting di Sintang

sebagai bentuk dukungan kami terhadap upaya mencegah dan menurunkan kasus stunting di Kabupaten Sintang

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Dok. Kominfo Sintang
Kantor Urusan Agama Kecamatan Sintang melaksanakan Bimbingan Calon Pengantin di Aula Kantor Urusan Agama Kecamatan Sintang pada Kamis, 1 September 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kantor Urusan Agama Kecamatan Sintang melaksanakan Bimbingan Calon Pengantin di Aula Kantor Urusan Agama Kecamatan Sintang pada Kamis, 1 September 2022 . Para calon pengantin dibekali wawasan untuk pencegahan stunting.

Ada 10 pasangan calon pengantin yang mengikuti bimbingan. Mereka akan melangsungkan pernikahan pada September dan Oktober 2022.

Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Sintang, Mursi mengatakan bimbingan calon pengantin ini sebenarnya sudah rutin dilaksanakan oleh KUA Kecamatan Sintang. Hanya materinya belum ada untuk pencegahan stunting.

"Maka ini kita mulai masukan, sebagai bentuk dukungan kami terhadap upaya mencegah dan menurunkan kasus stunting di Kabupaten Sintang,” kata Musri.

Pemkab Mempawah Kolaborasi Bersama Perum Bulog Atasi Stunting

Ini salah satu inovasi kami dalam memperkuat layanan kami kepada masyarakat.

Musri mengatakan, alon pengantin ini perlu mendapatkan bimbingan sebelum menikah dalam hal rumah tangga.

“Kedepan, akan kita benahi materi bimbingan calon pengantin dan bisa bekerjasama dengan banyak pihak. Kegiatan ini memang sesuai dengan arahan pemerintah pusat, untuk bersama mencegah stunting,” jelasnya.

Anang Nurkholis, perwakilan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sintang menyampaikan stunting ini masalah bersama dan masalah besar bagi bangsa Indonesia.

Selain harus siap dari sisi umur, calon pengantin juga harus dibekali materi pencegahan stunting.

"Mengurus stunting ini merupakan urusan kemanusiaan dan sosial. Kalau bisa Sintang tanpa stunting dan itu perlu kolaborasi banyak pihak," katanya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang Advokasi Pergerakan dan Informasi, Aulia Arief menyampaikan Kasus stunting di Kabupaten Sintang ini terbesar kedua di Kalimantan Barat. Anak-anak yang sudah terkena stunting haeus diurus dengan baik dan yang belum juga diurus lebih kuat lagi, salah satunya melalui bimbingan calon pengantin ini.

“Jangan sampai anak-anak yang belum lahir terkena stunting juga. Jangan tambah kasus stunting di Kabupaten Sintang lagi. Kita cegah dari hulunya. Maka kami sangat mendukung apa yang dilaksanakan oleh KUA Sintang ini,” kata Aulia Arief.

Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang, Maryadi menyampaikan rasa senangnya bisa bertemu dengan calon pengantin yang akan segera melangsungkan pernikahan.

Menurutnya, pernikahan itu bukan hanya soal cinta, tetapi perlu kematangan usia, mental dan spiritual. BKKBN saat ini sudah tidak mewajibkan pasangan untuk hanya memiliki anak hanya dua. Empat juga boleh kata dia, asal direncanakan soal jarak lahir. Perhatikan 4 Terlalu yakni jangan terlalu tua, terlalu muda, terlalu dekat jaraknya dan jangan terlalu banyak.

“Saya senang ada kolaborasi dengan jajaran Kementerian Agama Kabupaten Sintang. Kedepan harus lebih diperkuat lagi dan kegiatan lebih banyak dalam hal pencegahan stunting ini,” harap Maryadi

Anggota Tim Satuan Tugas Stunting Provinsi Kalimantan Barat, Namen menjelaskan bahwa untuk mencegah stunting ini memang diperlukan kolaborasi semua stakeholder yang ada di Kabupaten Sintang.

“Sintang kolaborasi sudah baik sekali. Ke depan, kami merencanakan untuk membentuk Desa Siaga Stunting. Saat ini kita sedang melakukan persiapan, dan sudah kita pilih salah satu desa di Kecamatan Sungai Tebelian,” ujar Namen.

Penurunan Stunting di Kapuas Hulu

Wakil Bupati Kapuas Hulu, Wahyudi Hidayat, juga telah mendampingi Wakil Gubernur Kalbar, H Ria Norsan, dalam acara rapat percepatan penurunan stunting Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2022, di Aula Bappeda Kapuas Hulu, Rabu 31 Agustus 2022 kemarin.

Dalam sambutan Wahyudi Hidayat, penurunan stunting di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, capaian yang sudah baik selama 2 tahun terakhir, karena ini berkat kerjasama semua pihak, dan termasuk masyarakat itu sendiri.

"Dimana menurunkan persentase stunting dari 32,9 persen pada tahun 2020 menjadi 31,2 persen pada tahun 2021, harus terus dipertahankan untuk mencapai target 14 persen pada akhir tahun 2024," ujarnya.

Dapat Tawaran Jadi Ibu Asuh Stunting Singkawang, Debbie Pastikan Dirinya Siap

Menurutnya, walaupun mengalami penurunan persentase tersebut patut mendapat perhatian yang serius.

"Walaupun mengalami penurunan namun angka ini masih cukup tinggi , artinya 1 dari 3 balita di Kabupaten Kapuas Hulu mengalami kekerdilan (stunting), angka ini patut mendapat perhatian yang serius dari kita semua," ucap  Wahyudi Hidayat .

Wahyudi Hidayat menjelaskan, tingginya persentase stunting tersebut menunjukkan bahwa terdapat permasalahan mendasar, yaitu ketidaktahuan masyarakat terhadap faktor-faktor penyebab stunting dan pemberian pelayanan kesehatan yang belum sesuai standar.

"Jadi ketidaktahuan ini baik di tingkat masyarakat maupun di fasilitas pelayanan kesehatan yang mendorong terjadinya stunting, peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk setiap kelompok sasaran sesuai perannya dalam pencegahan stunting menjadi penting, dengan meningkatnya pengetahuan tersebut, diharapkan kelompok sasaran dapat melakukan perubahan perilaku yang mendukung pencegahan stunting," ungkapnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved