Lokal Populer

Pemkab Sintang Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Alam Batingsor, Siagakan Lumbung Sosial

Status tanggap darurat bencana alam batingsor berdasarkan keputusan Bupati Sintang yang dikeluarkan pada 26 Agustus 2022

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Agus Pujianto
Kondisi rumah Didin Hasanudin yang rusak berat dihantam angin puting beliung di Desa Binjai Hulu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang mencatat, total ada 34 rumah dan fasilitas umum yang terdampak angin puting beliung di Kecamatan Binjai Hulu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimatan Barat, menetapkan status tanggap darurat bencana alam banjir, angin puting beliung dan tanah longsor (Batingsor).

Penetapan ini berdasarkan surat Kepala Stasiun Meteorologi Tebelian Sintang yang memperkirakan curah hujan tinggi pada bulan Agustus sampai dengan September 2022 di Kabupaten Sintang.

Status tanggap darurat bencana alam batingsor berdasarkan keputusan Bupati Sintang yang dikeluarkan pada 26 Agustus 2022.

Status tanggap darurat bencana alam batingsor berlaku sejak 26 Agustus sampai dengan 26 September 2022.

"Sudah kita tetapkan tanggap darurat. Sebenarnya 2 minggu sebelumnya status siaga," kata Kepala BPBD Sintang, Bernhad Saragih, Rabu 31 Agustus 2022.

Angin Puting Beliung di Sintang Juga Berdampak Pada Putusnya Jaringan Listrik Maupun Telekomunikasi

Keputusan Bupati Sintang tersebut sudah diedarkan ke seluruh kecamatan dan desa supaya mengantisipasi bencana alam batingsor agar dapat meminimalisir dampak materil dan jatuhnya korban jiwa.

"Sudah kita sampaikan ke semua kecamatan, sehingga mereka memahami apabila terjadi segera laporkan ke BPBD, dan kita kalau lumbung sosial kekurangan, kita dari Kabupaten ngedrop, namun demikian biasa kita langsung ambil alih jika lumbung sosial kosong kita berikan pertolongan awal," ujar Saragih.

Saragih menyebut hampir 20 jembatan yang terdampak banjir di 14 kecamatan. BPBD sudah membuat telaah staf untuk diberikan kepada Bupati agar jembatan yang rusak akibat bencana bisa direhab menggunakan biaya tak terduga.

"Yang penting kewaspadaan masyarakat untuk meminimalisir korban jiwa, mengurangi resiko fasilitas publik yang terdampak batingsor. Masyarakat sekarang sudah sangat waspada, sampai hari ini belum ada korban jiwa, ini menunjukan bahwa masyarakat semakin tinggi dalam mengantisipasi bencana alam," kata Saragih.

Siagakan Lumbung Sosial

Dinas Sosial Kabupaten Sintang telah menyiagakan lumbung sosial di 14 kecamatan. Lumbung sosial menjadi kebijakan umum Mensos sebagai salah satu upaya membantu kelangsungan hidup masyarakat terdampak bencana.

"Kalau ada musibah bencana alam, kita sudah tempatkan lumbung sosial disetiap Kecamatan, kita stok barang, baik paket sembako, maupun kebutuhan lainnya. Itu sudah kita siapkan," kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sintang, Setina, Rabu 31 Agustus 2022.

Keberadaan lumbung sosial dinilai memudahkan untuk respon cepat menangani warga terdampak.

"Jadi ketika terjadi bencana alam, camat langsung memulai (menyalurkan bantuan) jadi tidak menunggu kami lagi di Kabupaten. Jadi lebih cepat," jelas Setina.

Menteri Sosial Tri Rismaharini saat kunjungan ke Sintang tahun lalu menegaskan menginstruksikan kepada seluruh jajaran di lingkungan Kementerian Sosial untuk bergerak cepat mengantisipasi cuaca ekstrem.

Mensos telah memobilisasi seluruh sumber daya, baik SDM maupun bantuan logistik untuk mengatasi dampak bencana. Mensos memerintahkan para pejabat Eselon I untuk turun langsung ke sejumlah daerah yang menjadi titik bencana.

Kepada unit pelaksana teknis (UPT) yakni balai-balai milik Kemensos di seluruh pelosok tanah air mendapat tugas menjadi penyedia buffer stock . Sehingga, bantuan akan lebih cepat dimobilisasi ke titik-titik bencana. Berarti pula, masyarakat terdampak bencana akan lebih cepat menerima bantuan.

Puting Beliung Porak Porandakan Sejumlah Bangunan di Sintang, Puncak Angin Diperkirakan 25 Knot

Mensos juga meminta jajarannya berkoordinasi dengan instansi terkait, untuk memetakan kawasan mana di tanah air yang rawan terhadap ancaman bencana.

“Saya minta kawasan yang rawan bencana, bisa didirikan lumbung sosial. Kita tidak ingin terjadi bencana susulan. Namun, bila itu terjadi, masyarakat yang terputus aksesnya, tidak akan kelaparan,” kata Risma.

Lumbung sosial menjadi kebijakan umum Mensos sebagai salah satu upaya membantu kelangsungan hidup masyarakat terdampak bencana. Lumbung sosial didirikan di sejumlah daerah rawan bencana.

"Lumbung sosial tidak hanya berisi kebutuhan logisitik, makanan, namun juga beberapa kebutuhan yang menopang kelangsungan kehidupan sosial masyarakat terdampak bencana," kata Mensos.

Saat terjadi bencana di Sintang, misalnya, pernah sampai satu bulan setengah dalam kondisi darurat karena mengalami mati lampu.

"Maka di lumbung sosial tersebut tidak hanya berisi bahan makanan. Namun bisa berupa genset, bahan bakar, perahu karet, penjernih air, pompa air, tenda, selain juga bahan kebutuhan pokok," katanya.

Dimana lumbung sosial didirikan, akan sangat tergantung dari kondisi geografis dan kebutuhan daerah. Oleh karena itu, kata Mensos, pendekatannya bukan administratif melainkan lebih ke kondisi geografis.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved