Sempat Menganggur Usai Lulus SMA, Begini Cerita IPDA Lidwina yang Kini Jadi Polwan Polres Mempawah
Wanita kelahiran 6 April 1984, dan merupakan alumni SMAN 1 Sungai Pinyuh angkatan Tahun 2001, saat ini berdinas di Polres Mempawah sejak Tahun 2007.
Penulis: Ramadhan | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Melihat tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tentunya juga tidak terlepas dari peran Polisi Wanita (Polwan) yang selalu memberikan warna tersendiri di setiap tugas dan kegiatan Kepolisian.
Peran Polwan di setiap tugas Kepolisian acap kali memberikan warna dan nuansa yang berbeda. Bahkan seringkali meredam suasana yang panas menjadi dingin dan bisa mencairkan suasana yang panas saat melaksanakan tugas di lapangan.
Untuk menjadi anggota Polwan tentunya bukan perkara mudah, ada beberapa tes dalam rangkaian seleksi yang harus dilewati.
Seperti halnya cerita dari sosok anggota Polwan Polres Mempawah, yakni Ipda Lidwina, yang sekarang bertugas sebagai Kanit Regident Satlantas Polres Mempawah.
Ipda Lidwina kepada Tribunpontiank.co.id, berkesempatan bercerita kisah dan motivasinya hingga menjadi anggota Kepolisan.
Wanita kelahiran 6 April 1984, dan merupakan alumni SMAN 1 Sungai Pinyuh angkatan Tahun 2001, saat ini berdinas di Polres Mempawah sejak Tahun 2007.
Ipda Lidwina ini sendiri besar dan tumbuhnya memang di Kabupaten Mempawah, yakni dirinya mengenyam pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menang Atas (SMA) semuanya di Kabupaten Mempawah. Yakni pernah bersekolah di SDN 04 Sungai Pinyuh, SMPN 01 Sungai Pinyuh, dan SMAN 01 Sungai Pinyuh.
Ipda Lidwina bercerita, sejak kecil dirinya yang memang anak dari anggota Polisi, memang sudah suka dan senang saat melihat anggota Kepolisian, namun belum terfikir untuk bercita-cita menjadi anggota Polisi.
• Sosok Briptu Marselina Oktavianti, Polwan Cantik Asal Ketapang Punya Segudang Prestasi Pencak Silat
"Berjalannya waktu, dari SD, SMP, hingga lulus SMA Tahun 2001 saya pernah berkeinginan daftar di IPDN namun nilai saya kurang memenuhi pada saat ini. Lanjut saya daftar kuliah di Untan melalui jalur PMDK saya juga tidak terpilih, karena harus bersaing dengan teman saya yang saat itu peringkat satu di kelas dan sedangkan saya peringkat keempat, jadi jalur PMDK kala itu hanya diterima satu orang saja untuk satu jurusan," terang Ipda Lidwina mengawali ceritanya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu 31 Agustus 2022.
"Kemudian saya sempat mendaftarkan diri di Politeknik dan saya dinyatakan lolos, namun saya telah melakukan daftar ulang, akhirnya saya tidak diterima. Lagi pun saat itu susah komunikasi, Handphone belum ada, jadi harus pulang pergi ke Pontianak," lanjutnya bercerita mengenang masalalunya dengan penuh tawa dan senyum.
Lebih lanjut Ipda Lidwina bercerita, dari kegagalan tersebut, dirinya pun berkeinginan mendaftar Polisi, namun terkendala di usia, sehingga mengharuskannya menganggur selama satu tahun.
"Lulus SMA kan 2001, saat itu untuk masuk Polisi minimal usia 18 Tahun, sedangkan usia saya belum cukup. Jadi harus menunggu di tahun berikutnya yakni di Tahun 2002," jelasnya.
Pada Tahun 2002 Ipda Lidwina mencoba mendaftarkan dirinya menjadi anggota Kepolisian, dan dinyatakan lulus hanya dalam satu kali tes.
"Puji Tuhan di Tahun 2002 hanya satu kali tes saya bisa lolos menjadi anggota Polisi. Kebetulan untuk di Polisi Wanita saat itu saya masuk di angkatan 26. Dan yang menjadi motivasi saya menjadi anggota Kepolisian saat itu memang dari sosok Ayah saya yang juga merupakan anggota Polri," ujarnya.
Ipda Lidwina yang semasa sekolah aktif di organisasi Pramuka menyebut, dari Pramuka turut memberikan modal dasar baginya mengikuti berbagai serangkaian tes seleksi anggota Kepolisian.
• Puluhan Twibbon Polwan Edisi Istimewa HUT ke-74 Polwan! Keren Jadi Foto Profil dan Update Status
"Dulu sewaktu sekolah saya aktif dalam kegiatan Pramuka, dan saya rasa dari kegiatan Pramuka tersebutlah menjadi modal dasar saya bisa melalui serangkaian tes. Puji Tuhan saya lolos Polisi hanya satu kali percobaan yakni di Tahun 2002 tersebut," terangnya.
Seusai menjadi anggota Polwan, Ipda Lidwina mendapat penempatan pertamanya di Polres Sintang selama dua tahun.
"Saat dinyatakan lulus dan penempatan pertama saya ditempatkan di Polres Sintang selama dua tahun, kemudian pemekaran wilayah dari Kabupaten Sintang dengan Kabupaten Melawi, saya pun bergeser ke Kabupaten Melawi selama dua tahun, kemudian pada Tahun 2007 saya dipindahkan ke Polres Mempawah, dan hingga saat ini," katanya.
Ipda Lidwina yang sudah berkecimpung selama kurang lebih 20 tahun menjadi anggota Kepolisian, turut membagi kisah suka duka seputar penugasannya.
Dirinya menyebut, selama bertugas sebagai anggota Polwan, dirinya merasa lebih banyak suka daripada cerita duka untuk dikenang.
"Kalau secara pribadi menurut saya lebih banyak ke sukanya daripada dukanya. Kalau cerita yang agak sedih itu ketika penempatan awal saya di Sintang, dimana saat itu jauh dari keluarga, dan di Sintang juga saya tidak punya keluarga, tidak kenal siapapun, dan saya membayangkan tinggal dimana, bagaimana Sintang, karena saat itu saya tidak tau Kota Sintang seperti apa," ujarnya bercerita.
"Kemudian adanya pemekaran antara Sintang dan Melawi, dan saya harus mengawaki Polres terbaru, dan saat itu dimana Polwan pertama kali ditempatkan di Polres Melawi adalah saya. Jadi saya tidak ada teman, nah itulah yang mungkin menjadi cerita dukanya, selebihnya senang sekali bisa bergabung di Kepolisian Negara Republik Indonesia," terangnya lagi mengingat kisahnya.
Lebih lanjut, Ipda Lidwina menjelaskan selama bergabung di Kepolisian, dirinya pernah menduduki beberapa fungsi di Kepolisian.
"Sebagian banyak waktu memang berdinasnya di fungsi Lalulintas, namun saya juga pernah menduduki beberapa fungsi lainnya, yakni pernah di bagian Bagminpers yang sekarang merupakan bagian SDM, kemudian di bagian Bina Mitra yang sekarang namanya Binmas, kemudian pernah mengawaki Unit PPA, selanjutnya pernah di Reskrim. Jadi memang kalau untuk tugas lebih lama dan banyak kesannya memang di bagian Lalulintas," terangnya.
Dirinya juga bercerita mengenai tugasnya sebagai anggota Lalulintas yang terkadang banyak mendapat stigma negatif dari oknum masyarakat tentang Polisi Lalulintas.
• Peringatan Hari Polwan ke-74, Polres Mempawah Bagikan 10 Ribu Bibit Ikan Sungai di Kecamatan Toho
Terkait stigma negatif masyarakat lanjut Ipda Lidwina, dirinya menyerahkan lagi kepada masyarakat yang memberikan penilaian. Karena, terkadang saat bertugas di lapangan, tambah Ipda Lidwina, saat dilakukan tilang memang ada pengendara yang melakukan percobaan tawar menawar dengan petugas.
"Biasanya saat kita kasih tau kesalahan pengendara, dan kita kasih keterangan untuk mengikuti sidang, namun ada pengendara yang mencoba memberi uang untuk bayar di tempat. Ya kita kasih penjelasan dan edukasi agar pengendara tersebut mau mengikuti prosedur dan mengikuti sidang, agar tau bagaimana proses hukumnya," terangnya.
Beranjak dari kisah tugasnya, Ipda Lidwina yang awalnya berkarier sebagai anggota Bintara Polri, juga bercerita bagaimana dirinya bisa lolos mengikuti Pendidikan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri untuk menjadi seorang Perwira.
"Saya kan awal berkarier di Kepolisian pada Tahun 2002 melalui jalur Bintara Polri, dan banyak hal yang sudah saya lewati dan saya pelajari, kemudian untuk usia kedinasan dan usia kepangkatan saya juga sudah cukup untuk mengikuti Sekolah Perwira pada Tahun 2018. Saat itu saya mencoba mengikuti tes untuk Sekolah Perwira dan dinyatakan lulus Sekolah Perwira, dan saya masuk di angkatan ke-47 Setukpa Lemdiklat Polri," terangnya bercerita.
Dirinya menyebut, dukungan dari Keluarga dan orang-orang tercinta lah yang membuatnya semangat untuk melanjutkan karier mencoba tes seleksi Setukpa Polri sehingga bisa menjadi seorang Perwira.
Mengingat, Ipda Lidwina memiliki suami yang juga merupakan anggota Polri yakni Iptu Deddi Sitepu yang saat ini berdinas di Polres Kayong Utara sebagai Kasat Reskrim.
"Tentunya semangat saya mengikuti sekolah Perwira tidak terlepas dari peran dan dukungan keluarga saya, terutama suami dan orangtua. Karena kalau tidak ada dukungan pun mungkin mentok di Bintara saja untuk kepangkatan saya," terangnya.
• Polwan Polda Kalbar Laksanakan Bakti Religi di Tempat Ibadah Dalam Rangka Hari Jadi Polwan ke-74
Ipda Lidwina turut bercerita bagaimana perasaannya saat mengikuti Sekolah Perwira. Dimana saat itu dirinya bisa berkenalan dengan anggota Kepolisian dari daerah lainnya se-Indonesia.
"Untuk dua kali pendidikan yang saya jalani, Bintara dan Perwira, tentu sukanya itu mempunyai keluarga baru, jadi kita bertemu dengan teman-teman yang berasal dari seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke," terangnya.
Selain sisi kedinasannya, Ipda Lidwina yang juga merupakan sosok Ibu Rumah Tangga, dengan memiliki dua orang anak, tentunya tidak melupakan tugas dan kewajibannya di rumah.
"Untuk membagi waktu kedinasan dan pribadi memang harus ada yang dikorbankan, namun tidak menyampingkan hal yang utama. Jadi memang saya harus bisa membagi waktu saya, dimana saya berperan sebagai seorang ibu dan seorang istri, serta juga sebagai anggota Polwan sesuai kedinasan saya," katanya.
"Apalagi saya sebagai anggota Lalulintas bangunnya harus pagi, jam 6 pagi harus sudah apel, jadi saya harus bangun lebih awal. Menyiapkan sarapan anak, dan saya juga ada yang membantu di rumah. Namun sebisa mungkin saya sempatkan waktu saya untuk anak, dan kalau sempat saya yang mengantar dan menjemput anak saya sekolah, dan itu saya lakukan selagi tidak mengganggu jam kedinasan saya," ungkapnya.
Di tengah kesibukan jam Dinas, Ipda Lidwina bersama keluarga kecilnya, memang sangat menunggu hari spesial, seperti weekend maupun hari libur, dan dimanfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama sang suami dan anak-anaknya.
"Jadi untuk saya sendiri memang sangat-sangat menanti hari spesial itu, apalagi suami saya yang juga merupakan anggota Polri dan berdinas jauh dari keluarga. Jadi memang waktu weekend maupun libur adalah waktu yang sangat dinantikan untuk bersama keluarga," ungkap Ipda Lidwina di akhir ceritanya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News