Pelaku Usaha Perempuan di Kalbar Tuai Manfaat dari Program Tepat Pembiayaan BTPN Syariah
sistem Keanggotaan yaitu nasabah dikelompokkan dalam satu sentra yang anggotanya dipilih sendiri oleh nasabah, dipimpin oleh Ketua Setra yang dipilih
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Pemilik warung sembako “Mba Tri” di Kubu Raya, Fitri Yuniatun mengaku bersyukur telah menjadi mitra pembiayaan ultra mikro dari BTPN Syariah.
Bermula saat 2015 lalu, Fitri bertekad ingin membantu perekonomian keluarga dengan memulai usaha. Dirinya terbantu dengan kehadiran Community Officer (CO) atau bankir pemberdaya dari BTPN Syariah. Setelah ikut pelatihan dasar keuangan selama lima hari, Fitri mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 2 juta.
Modal ini pun ia gunakan untuk membuka warung pulsa dengan luas 1x1,5 meter yang terbuat dari papan. Melihat keuletan Fitri dan kedisiplinannya, BTPN Syariah pun memberikan penambahan pembiayaan untuknya.
Setelah modal ditambah menjadi Rp 5 juta, Fitri pun terpikir ingin mengembangkan usaha menjadi warung sembako hingga hari ini. Bahkan ia sudah mempunyai warung permanen seukuran 6x6 meter.
Ibu dua anak ini mengakui banyak dampak positif yang ia rasakan setelah bermitra dengan BTPN Syariah. Keinginan membantu ekonomi keluarga bisa terwujud. Dalam sehari, ia mampu meraup omzet Rp 500 ribu.
Bahkan dari usaha warung sembako tersebut, ia mampu membeli tanah dan mendirikan rumah dan membeli kendaraan.
“Tentu sangat bersyukur. Dulu sempat tidak menyangka karena tidak punya modal. Sementara dari gaji suami pas-pas untuk makan saja. Ke depannya rencana saya, ingin bikin cafe di sini, karena wifi juga tersedia,” ujar Fitri yang juga Ketua Sentra Kenanga 2.
• Pelaku Usaha Diharapkan Bangkitkan Semangat Kewirausahaan di Sektor UMKM di Kapuas Hulu
Bicara tentang Sentra-sentra, ini memang merupakan model bisnis BTPN Syariah yang berupaya membantu nasabah prasejahtera atau segmen ultramikro khususnya ibu-ibu mendapatkan akses pembiayaan produktif.
Pada tahap awal, para ibu membentuk sentra-sentra kecil beranggotakan lebih dari 10 orang yang kemudian dibantu oleh bankir pemberdaya BTPN Syariah. Pembiayaan pun diberikan berdasarkan tingkatan literasi keuangan dan perkembangan usaha nasabah.
Selanjutnya anggota sentra ini akan melakukan pembayaran angsuran pinjaman kepada CO yang datang setiap dua pekan.
Bagi nasabah yang memiliki kendala dalam pembayaran angsuran, BTPN Syariah melakukan sistem “tanggung renteng” yakni mewajibkan anggota-anggota dari kelompok tersebut untuk membayar angsuran nasabah yang tidak membayar.
“Dari kita juga selektif dalam memilih anggota. Anggota ini berasal dari warga sekitar tempat tinggal kita di sini, jadi saling kenal,” ungkap Fitri.
Fitri mengatakan untuk nasabah yang disiplin maka, BTPN Syariah pun akan terus memberikan tambahan pembiayaan. Penilaian ini akan dilakukan oleh para CO. Dirinya saja, saat ini sudah mendapatkan pembiayaan hingga Rp 18 juta. Begitu pula anggota sentranya, yang rata-rata sudah mendapatkan pembiaayan hingga belasan juta rupiah.
“Untuk syarat, saya rasa tidak terlalu sulit, karena kita berkelompok. Karena inilah yang menjadi jaminan pembiayaan. Beberapa anggota, bahkan memulai tanpa punya usaha. Tidak harus punya usaha dulu, setelah ada pembiayaan ini mereka berkomitmen untuk menjalankan usaha dan disiplin dalam membayar angsuran,” kata Fitri.
Kue Putu Kacang Tembus Malaysia
Di Kota Pontianak, tepatnya di Gang Empat Lima Kelurahan Bangka Belitung Laut Kota Pontianak, ada satu lagi sentra BTPN Syariah. Adalah Evi Tri Wahyuni yang bergabung dalam sentra Wahana Empat Lima, yang memiliki usaha rumahan membuat kue Putu Kacang dan warung jajanan.
Dari modal Rp 3 juta, karena usaha makin berkembang, BTPN Syariah menambah pembiayaan hingga Rp 20 juta.

“Kue Putu Kacang sangat digemari masyarakat. Kami mengandalkan pemasaran dari reseller. Bahkan mereka bisa menjual hingga ke Serawak Malaysia,” ujar Evi Wahyuni.
Saat menerima kunjungan dari Manajemen BTPN Syariah, Evi menceritakan dia dan sang ibu bergabung di Sentra Empat Lima bersama belasan anggota lainnya. Modal yang didapat dari BTPN Syariah dipakai untuk membeli peralatan pembuatan kue serta bahan dasar pembuatan kue. “Paling tinggi permintaan saat moment Idul Fitri, nyaris satu ton,” bebernya.
Ketika permintaan sepi, Evi dan sang ibu punya usaha jualan jajanan harian untuk mendapatkan omzet harian.
Saat ini dia tengah fokus untuk membranding produk Kue Putu Kacang dengan kemasan yang lebih baik serta memiliki izin PIRT. Oleh karena jika ingin penjualan produk masuk retail modern seperti supermarket haruslah mengantongi izin.
Lurah Bangka Belitung Laut, Junarta, mengapresiasi upaya dari BTPN Syariah yang telah berkontribusi secara nyata bagi warga di kelurahan tersebut. Dia berharap warga lainnya juga bisa mendapat akses yang sama.
Pasalnya, banyak juga usaha yang dilakukan masyarakat seperti kerambah ikan, pembuatan jamu tradisional, bank sampah, hingga penggolahan barang bekas menjadi produk kerajinan.
Sasar 23 Ribu Perempuan Produktif
Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin, menjelaskan BTPN Syariah telah membuka akses prasejahtera produktif yang ada di pelosok negeri hingga Kalbar sejak 2015.
Dengan pembiayaan prasejahtera produktif yang diberikan BTPN Syariah diberikan berkelompok yang disebut Tepat Pembiayaan Syariah, adalah pembiayaan tanpa jaminan yang diberikan untuk modal usaha bagi masyarakat prasejatera produktif khususnya perempuan.
“Pembiayaan berkelompok ini memiliki tujuan untuk membangun 4 karakter pada diri nasabah, yaitu Berani berusaha, Disiplin, Kerjasama dan Saling Bantu.
Diharapkan prilaku tersebut dapat menyebar sehingga tercapai tatanan masyarakat yang memiliki kekuatan secara ekonomi disuatu daerah,” jelasnya saat berdiskusi dengan jurnalis di acara Media Kitchen Tour BTPN Pontianak, Kamis 25 Agustus 2022.

Pembiayaan ini diberikan sebagai modal usaha khusus kepada ibu-ibu prasejahtera yang ada di pedesaan atau pinggiran kota di berbagai daerah di Indonesia untuk memulai usaha atau meningkatkan usaha mikronya.
Tidak hanya memberikan akses keuangan dan modal usaha, Tepat Pembiayaan Syariah juga mengupayakan pemberdayaan melalui Pelatihan dan Pendampingan yang berkala dibidang pengetahuan keuangan, kewirausahaan dan kesehatan.
Menurutnya program Tepat Pembiayaan Syariah memiliki paket komplit untuk memberikan perubahan kehidupan nasabah prasejahtera. Karena memuat beberapa hal.
Pertama, Paket Keuangan yakni berupa bantuan modal usaha yang diberikan kepada nasabah untuk menjawab kebutuhan membangun dan mengembangkan usaha produktif.
Bantuan ini kemudian dikembalikan dalam bentuk angsuran dua mingguan.
“Nasabah juga memperoleh manfaat tambahan lainnya yaitu asuransi jiwa untuk nasabah dan suami, tabungan, serta pembebasan angsuran setiap Hari Raya Idul Fitri. Setelah 3 siklus dapat dilalui dengan baik, nasabah akan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pembiayaan perbaikan rumah dan pendidikan anak,” ujarnya.
Kedua, Program Pemberdayaan yaitu nasabah dapat terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui program pendampingan berkelanjutan yang meliputi topik kesehatan, kewirausahaan dan pengembangan komunitas.
Ketiga, Sistem Keanggotaan yaitu nasabah dikelompokkan dalam satu sentra yang anggotanya dipilih sendiri oleh nasabah, dipimpin oleh Ketua Setra yang dipilih oleh anggota sentra.
Keempat, Pendampingan yaitu setiap sentra akan didampingi oleh petugas lapangan terlatih yang biasa disebut Community Officer.
“Secara rutin Community Officer kami melayani dan memberikan pendampingan kepada nasabah dengan cara bertemu di tempat-tempat nasabah,” ujarnya.
Dalam kunjungan ke beberapa sentra inspiratif di Kalbar, ia menyampaikan bahwa kisah perjuangan Fitri Yuniatun dan Evi Tri Wahyuni sangatlah menginspirasi.
“Selama kami menekuni bisnis ini, kami terinspirasi kisah-kisah nasabah kami dalam perjuangan mereka mewujudkan niat baik untuk hidup yang lebih berarti, salah satunya cerita Ibu Fitri Yuniatun dengan usaha kelontong di Kecamatan Sungai Raya, lalu ada Ibu Evi Tri Wahyuni dengan usaha kue putu kacang sebagai produk kuliner kebanggaan di Kalimantan Barat,” paparnya.
Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Area Kalbar dan Kaltim, Andi Agus Setiawan mengungkapkan hingga per Juni 2022 saat ini, pembiayaaan yang udah tersalurkan kurang lebih Rp 71 Miliar kepada 23 Ribu perempuan keluarga prasejahtera produktif di Kalimantan Barat.
“Di Kalbar ada 12 titik lokasi yang menyebar dari Tebas Sambas hingga Sintang, lalu Pontianak, Kubu Raya. Totalnya sudah ada 2000 sentra,” ujarnya.
Lalu terkait Non Performing Financing angkanya masih di bawah industri perbankan. Kita berada di angka 2 persen. Masih aman,” ujarnya.