Dari Januari Hingga Agustus 2022, Dinkes Sanggau Catat 27 Kasus DBD
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah merebaknya wabah DBD, salah satu caranya adalah dengan melakukan PSN 3M Plus.
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Sarimin Sitepu mengatakan bahwa dari Januari 2022 hingga saat ini sebanyak 27 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sanggau, Kalbar.
"Kasus demam berdarah di Kabupaten Sanggau sejak Januari sampai dengan Agustus 2022 sebanyak 27 kasus. Dari 27 kasus tidak ada yang meninggal,"katanya, Kamis 25 Agustus 2022.
Sarimin menjelaskan, 27 kasus tersebut tersebar dibeberapa Kecamatan di Kabupaten Sanggau. Diantaranya di Kecamatan Kapuas 19 kasus, Kecamatan Parindu 3 kasus, Kecamatan Tayan Hilir 3 kasus, dan Kecamatan Kembayan 2 kasus.
Sarimin mengatakan, DBD merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian dan dapat terjadi karena lingkungan yang kurang bersih.
• Kasat Binmas Polres Sanggau Coffee Morning dengan Pokdar Kamtibmas Sanggau, Ini Pembahasannya
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah merebaknya wabah DBD, salah satu caranya adalah dengan melakukan PSN 3M Plus.
"Pertama, menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drump dan tempat penampungan air lainnya,"jelasnya.
Kemudian, dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut.
"Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan ditempat kering selama 6 bulan,"tuturnya.
Kemudian, menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas didalam tanah, agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
"Selain itu juga, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (Daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang Barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah,"tuturnya.
Kemudian yang dimaksudkan plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, periksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
Sarimin menambahkan, wabah DBD biasanya akan mulai meningkat saat pertengahan musim hujan, hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk karena meningkatnya curah hujan.
"Tidak heran jika hampir setiap tahunnya, wabah DBD digolongkan dalam kejadian luar biasa (KLB),"tuturnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News