Kades dan Pengelola Rimba di Sintang Diajari Budidaya Kopi dengan Sistem Agroforesty

Pelatihan budidaya kopi dengan sistem Agroforesty digelar selama dua hari sejak Selasa-Rabu 24 Agustus 2022 di rumah kopi, Kecamatan Kelam Permai.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Sejumlah kepala desa dan pengelola rimba di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dibekali materi budidaya kopi dengan sistem Agroforesty oleh Pemkab Sintang bekerjasama dengan Yayasan Solidaridad Network dan WWF Indonesia. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Sejumlah kepala desa dan pengelola rimba di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dibekali materi budidaya kopi dengan sistem Agroforesty oleh Pemkab Sintang bekerjasama dengan Yayasan Solidaridad Network dan WWF Indonesia.

Pelatihan budidaya kopi dengan sistem Agroforesty digelar selama dua hari sejak Selasa-Rabu 24 Agustus 2022 di rumah kopi, Kecamatan Kelam Permai.

Programme Officer Solidaridad, Apit Yohanes mengatakan kegiatan pelatihan budidaya kopi dengan sistem agroforesty untuk mengangkat potensi kopi, sehingga lebih dikenal luas di masyarakat.

Waspadai ISPA dan DBD, Warga Sintang Diimbau Jaga Kebersihan dan Tingkatkan Pola Hidup Sehat

Apit melihat, sebenarnya banyak banyak tempat yang bisa ditanam kopi bahkan sudah ada petaninya tapi kurang dilirik oleh masyarakat.

"Ini momen yang tepat. Budidaya kopi juga membantu menyejahterakan petani di sekitar rimba," ujar Apit, Rabu 24 Agustus 2022.

Beberapa masyarakat sudah mulai melirik komoditas kopi, seperti di Ansok, Kecamatan Tempunak. Di desa lain, Kata Apit juga punya potensi, seperti Temiang Kapuas, Nanga Merkak, peningsong.

"Yang lain juga akan kita identifikasi. Kita juga ndak bisa maksa, harapannya dengan kegiatan ini mereka belajar budidaya kopi," ujar Apit.

Dengan budidaya kopi, Apit melihat upaya ini ada dua manfaat. Satu sisi menjaga rimba, sisi lain dapat menyejahterahka masyarakat dan bantu pemerintah sehingga komoditas kopi lebih diperhatikan kedepan untuk pengembangannya.

"Pemkab bisa membuat kebijakan untuk pengadaan bibit kopi, karena ternyata peluang kopi pasarnya sangat besar di sintang selama ini kita ambil dari luar. Jika sintang punya produk kopi kedepan bakal jadi produk unggulan sintang," harap Apit. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved