Budidaya Kopi dengan Sistem Agroforesty Cocok untuk Pemulihan Lahan Kritis di Kalbar

kopi cocok ditanam sebagai tanaman sela. Selain memiliki nilai ekonomi tinggi, budidaya kopi juga dapat memulihkan lahan kritis di Kalimantan Barat.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Bupati sintang jarot winarno menerima penyerahan bibit kopi dari masyarakat Ansok saat menghadiri pelatihan budidaya kopi dengan sistem Agroforesty oleh Pemkab Sintang bekerjasama dengan Yayasan Solidaridad Network dan WWF Indonesia kepada sejumlah kepala desa dan pengelola rimba 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) pada BPDASHL Kapuas, Catur Basuki Setyawan menyebut kegiatan pelatihan budidaya kopi dengan sistem Agroforesty oleh Pemkab Sintang bekerjasama dengan Yayasan Solidaridad Network dan WWF Indonesia kepada Sejumlah kepala desa dan pengelola rimba sangat baik dan positif.

Menurut Catur, kopi cocok ditanam sebagai tanaman sela. Selain memiliki nilai ekonomi tinggi, budidaya kopi juga dapat memulihkan lahan kritis di Kalimantan Barat.

"Kegiatan ini sangat positif. Karena lahan kritis di Kalbar total hampir 969 ribu hektare. Sementara di sintang sendiri kurang lebih 170 ribu hektare. Sehinhga salah satu usaha untuk perbaikan lingkungan atau rehabilitadi lahan kritis melalui kegiatan agrofesty," ujarnya.

"Dan kita ketahui kopi ini tanaman yang sangat memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga diharapkan ketika masyarakat menanam kopi selain memperbaiki lingkungan juga mendapatkan nilai manfaat ekonominya," kata Catur.

Kades dan Pengelola Rimba di Sintang Diajari Budidaya Kopi dengan Sistem Agroforesty

BPDASHL Kapuas UPT KLHK juga punya program Kebun Bibit Rakyat (KBR) untuk pemulihan lahan kritis. Ada dua lokasi persemaian di Kalbar, ada di Melawi dan Pontianak.

"Di desa ansok (tempunak) mereka membuat bibit kopi hingga 15 ribu dan mereka akan menanam sendiri di lahannya, diharapkan mendapatkan nilai ekonomi dari bibit yang ditanam," ujar Catur.

Jenis kopi robusta dan liberika disebut cocok ditanam di Kabupaten Sintang. Sementara jenis arabika, cenderung rentan terserang penyakit.

"Tanam di daerah tinggi bukan area tergenang. Kalau digambut ndak bisa, akan kerdil. Pola tanam agroforesty, jarak tanam 2 sampai 3 meter jangan terlalu dekat dan jauh. Bisa dikombinasikan jengkol. Kopi itu tanaman sela," jelas Catur.  (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved