Menantu Habisi Mertua

Rekontruksi Kasus Menantu Habisi Mertua di Sambas, Tersangka Logang Peragakan 16 Adegan

Kasatreskrim Polres Sambas AKP Sutrisno mengatakan sebanyak 16 adegan peristiwa pembunuhan di peragakan oleh tersangka.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/Imam Maksum
Tersangka pembunuhan, Logang, saat memeragakan sebanyak 16 adegan peristiwa pembunuhan terhadap ayah mertuanya Perdaus. Rekontruksi itu dilakukan di Mapolres Sambas, Desa Lorong, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Senin 22 Agustus 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Satreskrim Polres Sambas melakukan rekontruksi kasus pembunuhan menantu terhadap ayah mertua di Desa Gayung Bersambut, Kecamatan Selakau, Kalimantan Barat. Rekontruksi diperagakan oleh tersangka Logang di Mapolres Sambas, Senin 22 Agustus 2022.

Kasatreskrim Polres Sambas AKP Sutrisno mengatakan sebanyak 16 adegan peristiwa pembunuhan di peragakan oleh tersangka.

Tujuan reka ulang kejadian tersebut untuk memberikan gambaran suatu rangkaian tindak pidana pembunuhan tersebut.

Fakta Baru Pembunuhan di Sambas! Cekcok Tersangka dan Istri Diakhiri Aksi Brutal Tebas Leher Mertua

"Adapun tujuan kita pelaksanaan rekonstruksi ini untuk memberikan gambaran dan meyakinkan kepada penyidik maupun penyidik dari jaksa penuntut umum sehingga tergambar jelas suatu rangkaian tindak pidananya," katanya kepada wartawan.

Dia mengatakan motif tersangka membunuh korban dilatarbelakangi oleh tersangka yang sering melakukan perbuatan tidak senonoh kepada adik ipar tersangka.

Dia mengungkapkan tersangka pernah ditegur oleh korban saat ingin mengulangi perbuatan tersangka yang bertindak tak senonoh kepada adik iparnya.

"Untuk motif sebenarnya permasalahan keluarga tersangka ini sering melakukan perbuatan tidak senonoh kepada adik ipar korban. Inisial adik korban R, namun merasa tidak terima ditegur terus dan terjadilah tindakan pembunuhan tersebut," katanya.

Dia menerangkan, berdasarkan informasi atau keterangan yang didapat aksi tidak senonoh itu sudah berlangsung beberapa tahun yang lalu.

Sehingga, imbuh dia, perbuatan itu berulang berulang sampai terjadilah tindak pembunuhan. 

"Ini artinya sampai sekarang belum ada laporan perbuatan pencabulan. Terkait laporan pencabulan itu belum ada, itu terpisah," ucapnya.

Dia mengatakan tersangka dijerat pasal 340, kemudian 338 dan 354 KUHP pidana ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara.

Dia menjelaskan, melihat  fakta kejadiannya tersangka melakukan pembunuhan terhadap korban hingga meninggal dunia.

"Bukan berarti tidak sengaja, namun ke kegiatan ini kan melalui rangkaian penyidikan kita juga sudah menemukan unsur-unsur berkaitan dengan pasal-pasal yang kita terapkan," jelasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved