Khazanah Islam
Doa Meminta Hujan Reda Sesuai Anjuran Nabi SAW dan Doa Hujan Lebat
Doa bertujuan untuk meminta hajat atau keinginan dikabulkan seperti meminta hujan berhenti ketika sudah terlalu lebat dan menakutkan.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Musim penghujan kadang kala diharapkan dan kadang pula tidak diharapkan.
Sebab hujan juga bisa menjadi bencana namun hujan pula dibutuhkan.
Untuk itu sebagai Umat Islam dianjurkan berdoa untuk meminta perlindungan sama Allah SWT.
Doa bertujuan untuk meminta hajat atau keinginan dikabulkan seperti meminta hujan berhenti ketika sudah terlalu lebat dan menakutkan.
Doa juga menjadi bentuk kehambaan kepada Allah SWT lantaran hanya meminta kepada tidak kepada selain Allah.
Kumpulan doa hujan dan doa meminta berhenti hujan terdapat dalam artikel ini.
Pada hakekatnya hujan anugerah dari Allah yang patut disyukuri.
Semua kondisi yang berkaitan dengan hujan baik meminta hujan, saat hujan dan ingin hujan berhenti rasulullah mengajarkan untuk berdoa.
• Curah Hujan Tinggi, Masyarakat di Sejumlah Wilayah Kalbar Diimbau Waspadai Banjir
Berikut doa-doa minta hujan dan harap hujan berhenti
Pastikan sebelum berdoa melalui tata cara yang dianjurkan sehingga doa bisa segera terkabulkan.
Tata Cara Berdoa
1. Menghadap kiblat
2. Membaca hamdalah atau pujian, istighfar, dan shalawat
3. Dengan suara lembut dan rasa takut
4. Yakin akan dipenuhi
Doa Minta Berhenti Hujan
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا ، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ ، وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Allahumma hawalaina wala ‘alaina. Allahumma ‘alal akami wad-dhiraabi, wa buthunil auwdiyati, wa manabitis-syajari.
Artinya,
Ya Allah turunkan hujan ini di sekitar kami jangan di atas kami. Ya Allah curahkanlah hujan ini di atas bukit-bukit, di hutan-hutan lebat, di gunung-gunung kecil, di lembah-lembah, dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.
Doa Minta Turun Hujan
اَللَّهُمَّ أَسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلاً غَيْرَ آجِلٍ
Allahummasqina ghaitsan mughitsan mariam mari'a, nafi'an ghaira dlarrin, 'ajilan ghaira ajilin.
Artinya: "Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda."
Doa Ketika Turun HujanHal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha: “Adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam apabila melihat hujan beliau berdoa (HR. Al-Bukhari).
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
Allaahumma shayyiban naafi’aan
Artinya: Ya Allah, jadikan curahan hujan ini yang membawa manfaat kebaikan.
Berdasarkan Hadist yang dirawayatkan Bukhari no. 1032
Berdoa adalah memohon atau meminta pertolongan kepada Allah SWT, tetapi bukan berarti hanya orang yang terkena musibah saja yang layak memanjatkan doa.
Sebagai seorang Muslim kita layak berdoa walaupun dalam keadaan sehat.
• Curah Hujan Tinggi, Personel Polsek Ella Hilir Ingatkan Warga untuk Waspada Banjir
Doa Ketika Hujan Lebat
Nabi SAW suatu saat pernah meminta diturunkan hujan.
Kemudian ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a,
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari
Artinya:
Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari no. 1014)
Syaikh Sholih As Sadlan mengatakan bahwa do’a di atas dibaca ketika hujan semakin lebat atau khawatir hujan akan membawa dampak bahaya. (Lihat Dzikru wa Tadzkir, Sholih As Sadlan, hal. 28, Asy Syamilah)
Doa Setelah Turun Hujan
Dari Zaid bin Kholid Al Juhani, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat subuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya.
Tatkala hendak pergi, beliau menghadap jama’ah salat, lalu mengatakan,
”Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian?”
Kemudian mereka mengatakan,”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ
“Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir.
Siapa yang mengatakan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang.
Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71).