Gaji Tak Dibayar! Sejumlah Karyawan Pertambangan di Ketapang Blokade Akses Jalan Menuju Perusahaan

Penutupan tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan para karyawan terkait gaji yang belum dibayarkan oleh manajemen perusahaan.

Penulis: Nur Imam Satria | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Jalan yang menuju PT ABMP di site Limus, Desa Deranuk, Kecamatan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat diportal karyawannya karena tak bayarkan gaji. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Sejumlah karyawan PT Anugerah Borneo Meruya Persada (ABMP) yang bergerak di bidang pertambangan menutup akses jalan area perusahaan di site Limus, Desa Deranuk, Kecamatan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Penutupan tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan para karyawan terkait gaji yang belum dibayarkan oleh manajemen perusahaan.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Jelai Hulu, Iptu Zuanda membenarkan kalau sebelumnya telah dilakukan pemortalan terhadap PT ABMP. 

Pemortalan buntut tuntutan sejumlah karyawan yang meminta pembayaran Gaji mereka.

Sekda Ketapang Harap Budaya Gotong Royong Dapat Diamalkan Dalam Kehidupan Sehari-hari

"Sekitar dua hari lalu pemortalan dilakukan oleh sekitar 20 orang. Mereka menuntut gaji ke perusahaan," kata Zuanda, Kamis 11 Agustus 2022.

Zuanda menambahkan, atas peristiwa tersebut tidak ada tindakan pengrusakan yang terjadi.

Sedangkan pemortalan masih berlanjut sampai hari ini, lantaran para karyawan masih menunggu janji pembayaran gaji dari perusahaan.

"Saya sudah mencoba berkoordinasi dengan manajemen agar persoalan segera diselesaikan. Informasi hari ini atau jumat akan dibayarkan manajemen perusahaan," ujarnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Direktur PT ABMP, Akeng membenarkan kalau adanya pemortalan oleh sejumlah karyawan nya lantaran persoalan gaji yang belum dibayar.

"Satu dua hari lagi akan kita bayar," kata Akeng, Kamis 11 Agustus 2022.

Akeng mengaku, alasan manajemen belum membayarkan gaji karyawan lantaran kerjaan yang distop.

"Karena adanya peralihan dan kerjanya diperbanyak sehingga distop. Gaji yang belum dibayar sekitar ratusan jutalah," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved