Rendahnya Imunisasi Picu Tingginya Angka Penyakit Difteri, Campak Hingga Rubella di Singkawang
Hal ini diungkapkan Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes KB Kota Singkawang, Mursalin saat sosialisasi Penyakit Yang Dapat
Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Rendahnya imunisasi menjadi salah satu penyebab tingginya angka penyakit difteri di Kota Singkawang.
Hal ini diungkapkan Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes KB Kota Singkawang, Mursalin saat sosialisasi Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di Aula Hotel Dangau, Selasa 9 Agustus 2022
Mursalin meneranhkan, pada tahun 2021 lalu, sedikitnya terdapat empat kasus meninggal dunia karena penyakit difteri dengan jumlah kasus sebanyak 31 kasus.
• Dianggap Tak Biasa! Sujianto Harap Polisi Tangkap Maling yang Satroni 4 Rumah Warga Singkawang
"Pada tahun 2022 ini tercatat masih ada lima kasus difteri yang terjadi pada anak dan orang dewasa di Kota Singkawang," terang Mursalin, Rabu 10 Agustus 2022.
Selain Difteri, Mursalin menambahkan masih ada PD3I lainnya yang menjadi persoalan kesehatan di Kota Singkawang, yaitu Campak dan Rubella.
Pihaknya pun telah melakukan pengambilan sample terhadap kelompok masyarakat yang diindikasi telah terpapar jenis PD3I ini.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata didapati ada satu sample dari sekelompok masyarakat tersebut yang dinyatakan positif Rubella. Maka dari itu, PD3I ini perlu kita ketahui dan perlu bersama-sama kita atasi dengan berbagai upaya yang dihadirkan," ujarnya.
Untuk diketahui, pada kegiatan sosialisasi PD3I kemarin, Dinkes KB Kota Singkawang mengundang narasumber dari UNICEF Provinsi Kalimantan Barat untuk memberikan edukasi kepada para stakeholder terkait PD3I beserta penanganannya.
Mursalin berharap persoalan PD3I ini menjadi perhatian bersama sehingga potensi KLB ini dapat segera diselesaikan. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News