Alumni Darul Ma'arif Kecewa Putusan Pengurus Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Copot M Gozali
Berkaitan dengan keputusan kiai, pada hakikatnya kami mendukung, karena ini keputusan yang sangat tepat
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Ikatan Alumni Darul Ma'arif Sintang, menyesalkan keputusan pengurus lembaga pendidikan Ma'arif NU mencabut nama SK Mohamad Gozali sebagai Ketua Badan Pelaksana Penyelenggara Pendidikan Ma'arif di Komplek Darul Ma'arif Sintang, Kalimantan Barat. Bukan itu saja, para alumni juga menolak kepengurusan PCNU dan LP Ma'arif Sintang.
"Kami menolak keputusan PBNU, dan kami juga menolak kepengurusan PCNU dan LP Ma'arif Sintang. Dan kami juga sangat kecewa dengan apa yang diputuskan oleh PBNU terhadap kondisi kita hari ini," kata Muhammad Muhadjir, Ketua Alumni Ikatan Alumni Darul Ma'arif Sintang.
Ratusan alumni Ponpes Darul Ma'arif pada Kamis pagi berkumpul di pesantren bersama dengan para santri dan wali murid.
Selain musyawarah dengan Pimpinan Ponpes, para wali murid, santri dan alumni menandatangani petisi dan membuat surat pernyataan penolakan atas keputusan ekseskusi.
Ada tiga poin pernyataan sikap yang dibaca bersaman antara santri, wali murid dan alumni. Pertama, menolak eksekusi putusan pengadilan negeri sintang, dikarenakan sejak awal berdiri hingga hari eksekusi, PP Darul Maarif Sintang tetaplah sebuah lembaga pendidikan pesantren yang memberikan kemaslahatan bagi umat muslim dan masyarakat NU.
Mereka juga menolak peralihan pengelolaan PP Darul Maarif Sintang kepada pengelola yang baru. Mereka menolak kepengurusan PCNU dan PC LP Ma'arif Kabupaten Sintang dikarenakan tidak mengedepankan tabayun dalam menyikapi sengketa yang terjadi.
• SK Badan Koordinator Penyelenggara Darul Maarif Sintang Dicabut, Ratusan Santri Pilih Keluar Ponpes
"Karena menurut kami kepengurusan PCNU Sintang dan LP Ma'arif sintang yang sekarang itu tidak layak dan tidak berhak untuk mendapatkan pengelolaan pondok pesantren ini. Kami semua baik dari santri, alumni dan seluruh peserta didik menolak putusan yang diberikan oleh PBNU jakarta," jelas Muhadjir.
Ada sekitar 500 alumni yang datang memberikan dukungan pada Kiai Gozali atas keputusannya keluar dari pesantren dan mendirikan kembali pesantren di lokasi berbeda. Muhadjir dan para alumni siap membantu Kiai.
"Berkaitan dengan keputusan kiai, pada hakikatnya kami mendukung, karena ini keputusan yang sangat tepat. Kami sangat kecewa keputusan PBNU Maarif Jakarta. kami menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana kiai gozali membangun, membesarkan pesantren ini sehingga sebesar ini dan tiba tiba ada hari ini orang yang begitu saja ingin merampas, menjarah milik pendidikan ini. Kami siap bantu kiai membangun pesantren. Kami akan ikut ke manapun kiai gozali pergi," tegasnya.