Doa Katolik

Renungan Katolik Senin 18 Juli 2022 Hari Minggu Biasa XVI Lengkap Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan

Bacaan 1 diambil dari Mi. 6:1-4,6-8 diambil dari Kol. 1:24-28 dan bacaan injil diambil dari Mat. 12:38-42.

Ulises Ruiz / AFP
Sekelompok penari yang mengenakan kostum adat berpartisipasi dalam hari Doa untuk Perdamaian dalam menghadapi kekerasan di Meksiko, yang diadakan oleh Gereja Katolik di seluruh negeri, selama kunjungan tahunan Gambar Perawan Zapopan di Chapala, negara bagian Jalisco , Meksiko, pada 10 Juli 2022. Bacaan Renungan Katolik Senin 18 Juli 2022 Hari Minggu Biasa XVI Lengkap Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bacaan Renungan Katolik Senin 18 Juli 2022 Hari Minggu Biasa XVI.

Lihat bacaan 1, bacaan injil dan mazmur tanggapan renungan harian katolik 18 Juli 2022.

Bacaan 1 diambil dari Mi. 6:1-4,6-8 diambil dari Kol. 1:24-28 dan bacaan injil diambil dari Mat. 12:38-42.

Sementara mazmur tanggapan: Mzm. 50:5-6,8-9,16bc-17,21,23 dan bait pengantar injil: Alleluya.

Renungan Harian Kristen Protestan Senin 18 Juli 2022 Bacaan Alkitab Yunus 2 dan Mazmur 139-143

Bacaan I: Mi. 6:1-4,6-8

Dengarkanlah sabda yang diucapkan Tuhan, “Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung, dan biarlah bukit-bukit mendengar suaramu!

Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan Tuhan, dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi!

Sebab Tuhan mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya, dan Ia beperkara dengan Israel.

“Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu?

Dengan apakah engkau telah Kulelahkan?

Jawablah Aku! Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu.

“Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi?

Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun?

Berkenankah Tuhan kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak?

Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?

“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik.

Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu.”

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 50:5-6,8-9,16bc-17,21,23

Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

1. “Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan!” Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim.

2. Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku? Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu,

3. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkaulah yang membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?

4. Itulah yang engkau lakukan, tetapi Aku berdiam diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku akan menghukum engkau dan membawa perkara ini ke hadapanmu.

5. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.”

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Ref. Alleluya, alleluya.

Bacaan Injil: Mat. 12:38-42

Sekali peristiwa beberapa ahli Taurat dan orang Farisi berkata kepada Yesus, “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.”

Jawab Yesus kepada mereka, “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda.

Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus.

Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian pula Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.

Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga.

Sebab orang-orang Niniwe bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus; dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!

Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga.

Sebab ratu itu datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo!”

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Renungan Katolik Minggu 17 Juli 2022 Hari Minggu Biasa XVI Lengkap Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan

Renungan Katolik

Tak sedikit orang yang mendasarkan imannya pada tanda-tanda spektakuler seperti mukjizat.

Padahal dasar iman mestinya ialah relasi kasih dengan Tuhan yang terus menyapa ki dalam segala situasi kehidupan.

Jika iman kita hanya bertumpu pada mukjizat dan tanda-tanda keajaiban saja, maka kita harus bersiap untuk kecewa.

Konon, bangsa Israel kerap kecewa pada Yahweh karena mukjizat yang mereka harapkan tak terjadi; lantas mereka meninggalkan Yahweh dan berpaling ke ilah-ilah lain yang tampak lebih hebat serta menjanjikan keajaiban.

Hari ini, Yesus prihatin terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang meminta suatu tanda dan Yesus untuk percaya.

Kirannya ini menunjukan kedangkalan iman mereka.

Selain tergantung pada tanda spektakuler keimanan mereka hanya sebatas memenuhi aturan dan ritual lahiriah, dan tak berakar pada suatu relasi batiniah yang intim dengan Allah.

Kepada ahli Taurat dan orang Farisi, yang oleh Yesus disebut sebagai “angkatan yang jahat dan tidak setia”, Yesus menegaskan bahwa tidak akan diberikan tanda lain selain tanda Nabi (ay.39).

Di sini, Yesus membuat alusi pada kematian dan kebangkitan-Nya sesudah “tinggal di rahim bumi tiga hari tiga malam” (ay.40).

Itulah mukjizat paling fundamental yang menentukan ‘takdir’ manusia.

Bila orang peka akan kehadiran Allah dan punya relasi dengan-Nya, tanda tersebut sudah memadai.

Dalam bacaan pertama, lewat Nabi Mikha, Allah mengingatkan akan mukjizat pembebasan dan Mesir sebagal tanda fundamental bagi iman Israel.

Jangan dikira berkat persembahan ribuan domba jantan, Allah lantas akan membuat mukjizat. Allah tidak bisa disogok.

Hal seperti ini tak dikehendaki Allah; yang la kehendaki ialah umat-Nya “berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah” (ay.8).

lnilah tanda kedalaman iman.

Bapa, semoga iman kami tak tergantung pada mukjizat tapi berakar pada relasi personal kami dengan-Mu. Amin.

Sumber: adiutami.com

(*)

[Update informasi seputar Katolik]

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved