Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Protestan Minggu 17 Juli 2022 Bacaan Alkitab Samuel 1:1-20 & Mazmur 132-138
Nas Renungan harian Kristen Protestan diambil dari bacaan 1 Samuel 1:10. Berbunyi "Dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersed
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bacaan Renungan harian Kristen Protestan Minggu 17 Juli 2022.
Bacaan Alkitab Renungan harian Kristen Protestan diambil dari Amsal 11:21 dan Mazmur 120-131.
Nas Renungan harian Kristen Protestan diambil dari bacaan 1 Samuel 1:10.
Berbunyi "Dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu”.
• Renungan Harian Kristen Protestan Sabtu 16 Juli 2022 Bacaan Alkitab Amsal 11:21 dan Mazmur 120-131
Bacaan Alkitab 1 Samuel 1:1-20
Lahirnya Samuel
1:1
Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim.
1:2
Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak.
1:3
Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo.
Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas.
1:4
Pada hari Elkana mempersembahkan korban, diberikannyalah kepada Penina, isterinya, dan kepada semua anaknya yang laki-laki dan perempuan masing-masing sebagian.
1:5
Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya.
1:6
Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya.
1:7
Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan.
1:8
Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: "Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih?
Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?"
1:9
Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN,
1:10
dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.
1:11
Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya."
1:12
Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu;
1:13
dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk.
1:14
Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk?
Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu."
1:15
Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN.
1:16
Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama."
1:17
Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya."
1:18
Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu."
Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi.
1:19
Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama.
Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya.
1:20
Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN."
Baca juga: Apakah Orang Kristen Boleh Menerima Komuni? Bagaimana dengan non Katolik Lainnya?
Renungan harian Kristen Protestan
Saat pedih begitu terasa di dalam hati, Tuhan adalah pribadi yang tepat untuk segera kita cari
Pedih hati Hana sebab ia mandul. Pedih hati bertambah sebab Penina, madunya itu selalu menyakitinya.
Setiap tahun Hana bersama keluarganya pergi ke Silo untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Suatu hari sesudah selesai semua urusan, Hana berdiri di Bait Suci.
Di situ ia berdoa meminta seorang anak kepada Tuhan.
Dua sikap terpuji kita dapati dari Hana.
Pertama, walau mandul, Hana tidak kecewa kepada Tuhan.
Tetap ia turut pergi ke Silo untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Kedua, Hana tidak membalas perlakuan buruk sesamanya.
Walau kerap disakiti Hana tidak menyerang Penina atau mengadukannya kepada suaminya.
Hana tahu cara menangani pedih di dalam hati.
Saat pedih begitu terasa, Hana mencari Tuhan.
Dicurahkannya isi hatinya kepada Tuhan.
Sambil memohon belas kasihan, ia menaikkan permohonan kepada Tuhan.
Tepatlah cara yang Hana lakukan! Sebab setiap orang yang mencari Tuhan takkan mendapati upayanya sia-sia.
Dikatakan setahun kemudian, Hana mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Samuel (ay. 20).
Bahkan "si mandul" Tuhan beri karunia istimewa.
Sesudah Samuel, Hana melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi (lih. 1Sam. 2:21).
Pedih hati mungkin kita rasakan saat ini.
Ada persoalan berat melanda kehidupan kita.
Ada orang tidak simpati, tapi justru melontarkan sindiran yang menyakiti hati.
Meneladani Hana, jangan kita kecewa kepada Tuhan.
Jangan simpan kemarahan kepada sesama, apalagi dendam.
Di tengah kepedihan hati, mari kita mencari Tuhan.
Curahkan isi hati dan ungkapkan permohonan kepada-Nya.
Takkan kita mendapati upaya kita sia-sia.
Sebab Tuhan mendengar dan Dia mau untuk menolong kita.
Sumber: renungan.harian
(*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News