Saatnya Melek Digital, Tular Nalar Berikan Literasi Digital Bagi Warga Lansia di Kota Pontianak

Ia menyebut untuk pendampingannya di 25 Kota seluruh Indonesia. Dengan target sasaran di tiap kota ialah sebanyak 60 orang sebagai main benefciaries d

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/MUHAMMAD ROKIB
Dr. Syf. Ema Rahmaniah memberikan materi kepada para lansia saat kegiatan Tular Nalar di sekretariat Tim PKK Kota Pontianak Jalan Abdurrahman Saleh Pontianak Kalimantan Barat, Selasa 5 Juli 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Kalbar melaksanakan program Tular Nalar, kali ini kegiatan Tular Nalar (TN) yang mengangkat tema 'Belajar Literasi Digital Bagi Warga Lansia Kota Pontianak' berlangsung di sekretariat Tim PKK Kota Pontianak Jalan Abdurrahman Saleh Pontianak Kalimantan Barat, Selasa 5 Juli 2022.

Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Kalbar yang juga sebagai fasilitator Utama Tular Nalar, Dr. Syf. Ema Rahmaniah menyampaikan, bahwa kegiatan Tular Nalar ini dilaksanakan sejak Februari sampai September 2022 yang menyasar kepada lansia dan pra lansia.

Peserta Tular Nalar lansia di Kota Pontianak ini berjumlah 20 orang secara daring dan 55 orang secara luring/tatap muka di Sekretariat PKK Kota Pontianak.

Kegiatan ini, diprakarsai oleh MAFINDO bekerjasama dengan PKK Kota Pontianak, FISIP Untan dann FORHATI Kalimantan Barat.

Dr. Ema mengatakan, pada kegiatan TN ini terdapat pelatihan dan pendampingan yang diberikan kepada warga lansia yang telah dibagi kelompok.

Ia menyebut untuk pendampingannya di 25 Kota seluruh Indonesia. Dengan target sasaran di tiap kota ialah sebanyak 60 orang sebagai main benefciaries dimana setiap orang akan menjadi agen literasi digital bagi 4 orang end benefciaries.

Jumlah di tiap Kota mencapai 300 orang terdiri dari 60 orang dan 240 orang sebagai main end beneficiaries.

Program TN ini mencakup lansia yang berusia berusia 60 tahun ke atas dan pra lansia usia 45 sampai di bawah usia 60 tahun dan pendamping dibawah usia 45 tahun.

Cabor Bola Voli Pontianak Raih Medali Emas di POPDA Kalbar, Bebby Nailufa : Bukti Keseriusan

Fasilitator Utama Tular Nalar, Dr. Syf. Ema Rahmaniah mengajak kepada lansia agar tidak mudah terpengaruh terhadap modus berita bohong yang beredar terkhusus saat ini yang sedang marak melalui media sosial.

"Keluarga merupakan cara yang efektif dalam memberikan edukasi kepada anak. Maka diharapkan para lansia ini tidak lagi gaptek. Sehingga bisa melek terhadap digitalisasi dan terhindar dari berita hoax maupun ujaran kebencian

Ia mengungkapkan, beberapa hambatan bagi Warga Lansia yang dialami.

Diantaranya ialah hambatan intra-personal biasanya bermuara pada perasaan tidak percaya diri karena terbawa pada anggapan umum bahwa lansia pasti gagap teknologi.

Kemudian poin kedua ialah hambatan fungsional biasanya terkait dengan kondisi tubun secara fisik yang sudah mulai mendapatkan banyak tantangan

Sedangkan poin ketiga ialah hambatan struktural yang biasanya berhubungan dengan tersediaan jaringan internet yang mempunyai karakter unik bak secara teknis maupun pilihan-pilihan paket kuota internet yang tersedia.

Berangkat dari hal tersebut, maka pentingnya Tular Nalar ini dilaksanakan bagi warga Lansia.

Kata Dr. Ema, pada kegiatan Tular Nalar ini warga lansia diberikan bekal materi edukasi agar Lansia bisa mengoptimalkan kemampuannya untuk berpikir kritis sehingga tidak terjebak dalam penipuan digital, hoaks, dan hasutan kebencian

"Sehingga menjadikan Lansia sebagai agen literasi digital bagi lingkungannya agar tidak terjebak dalam penipuan digital hoals, dan hasutan kebencian," kata Dr. Ema.

Kemudian untuk mengembangkan support system bagi Lansia dalam melatih dan menerapkan berpikir kritis

Kata Dr. Syf. Ema, program Tular Nalar ini merupakan satu diantara pustaka yang bisa dimanfaatkan dalam beragam program literasi digital untuk Lansia.

"Terutama untuk mendampingi mereka agar berdaya internet, karena saat ini semakin banyak lansia memanfaatkan telepon genggam terutama untuk membangun komunikasi dengan anak, cucu dan anggota keluarga lainnya maupun dengan anggota masyarakat lainnya," ungkapnya.

Satu diantara Lansia di Kota Pontianak, Sukristia mengakui, dirinya mengikuti kegiatan TN ini untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan melek terhadap digitalisasi sehingga tidak mudah terpengaruh terhadap berita-berita bohong, baik yang melalui secara langsung maupun secara digital.

Ia mengakui, bahwa selama ini banyak informasi yang beredar terkait dengan berita hoax yang seharusnya dihindari oleh para lansia, seperti isu kesehatan terkait dengan masih adanya sekelompok orang belum percaya sepenuhnya terhadap keamanan dan kehalalan vaksin.

"Padahal kan kalau saya pikir dokter itu belajar juga, jadi tidak mungkin hanya sekedar mendapatkan informasi dan menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksin. Artinya ini sudah teruji dan dijamin keamanannya," tukasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved